’’Saya menyukai base camp itu dan suasana yang hangat bersama teman-teman seperjalanan saya di sana,’’ ungkap Reimer Rabu (3/4).
Dia tak sabar untuk menceritakan pengalaman itu kepada teman-teman sekolahnya. Apalagi, dia menjadi salah seorang pemecah rekor dalam perayaan hari jadi ke-60 puncak tertua Himalaya. Pekan ini dia dijadwalkan kembali masuk sekolah.
Reimer menginjakkan dua kakinya di Everest Base Camp pada pertengahan Maret lalu. Sebelumnya, dia harus susah payah berjalan kaki untuk menyusuri medan pendakian yang terjal. Bocah 15 tahun itu membutuhkan waktu 10 hari untuk menaklukkan Everest. ’’Sekarang dia menjadi bintang di sekolahnya,’’ kata Justin, ayah Reimer.
Sejak media menyebarluaskan berita soal pendakiannya menuju Everest Base Camp, Reimer mendadak terkenal. Dia tercatat sebagai remaja pengidap Down’s Syndrome pertama yang berhasil mencapai Everest Base Camp. Dia menjadi bukti bahwa kelainan genetik dan keterbatasan fisik tidak menghalangi cita-cita dan semangat seseorang.
’’Salah satu misi kami dalam perjalanan ini adalah melibatkan setidaknya satu individu yang mengidap kelainan atau memiliki keterbatasan fisik,’’ ungkap Justin.
Karena itu, sambil melakukan pendakian, dia dan timnya juga menggalang dana untuk Elisha Foundation, yayasan anak cacat yang didirikannya bersama sang istri. Kemarin dia mengaku bangga dengan keberhasilan sang putra dalam menaklukkan Himalaya. (AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Album Beatles Laku Rp 27,8 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi