JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR, Ingrid Kansil mengaku prihatin adanya dua bocah perempuan murid kelas II sekolah dasar (SD), Nm (8) dan Da (8) yang sudah piawai dalam urusan seks.
Kedua bocah perempuan ini telah berani memaksa empat rekan sekelasnya membuka celana dalam dan mengelus alat vitalnya layaknya adegan film porno.
Ironisnya, perbuatan tak senonoh ini telah berulang kali dilakukan keduanya, baik di ruang kelas maupun toilet, ketika jam istirahat. Sehingga luput dari pantauan belasan guru di SDN Sebarus, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat, tempat mereka bersekolah.
Menurut Ingrid, tindakan itu menunjukan adanya degradasi moral yang cukup serius di kalangan penerus bangsa. "Sifat keingintahuan yang besar anak-anak merupakan pemicu utama dalam kejadian ini, karena saya yakin mereka melakukannya karena meniru," ujar Ingrid kepada JPNN, Kamis (23/5).
Oleh karena itu Ingrid menerangkan, perlunya pendidikan seks dalam kurikulum pendidikan. "Itu tentunya harus diformulasikan dengan tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan anak didik," kata dia.
Politikus Partai Demokrat itu menerangkan, dalam keluarga tidak boleh hanya menanamkan nilai-nilai agama. Orang tua sambung dia, harus membangun suasana keterbukaan.
"Sehingga anak terbiasa bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya kepada orang tua, terlebih hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadi," pungkasnya. (gil/jpnn)
Kedua bocah perempuan ini telah berani memaksa empat rekan sekelasnya membuka celana dalam dan mengelus alat vitalnya layaknya adegan film porno.
Ironisnya, perbuatan tak senonoh ini telah berulang kali dilakukan keduanya, baik di ruang kelas maupun toilet, ketika jam istirahat. Sehingga luput dari pantauan belasan guru di SDN Sebarus, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat, tempat mereka bersekolah.
Menurut Ingrid, tindakan itu menunjukan adanya degradasi moral yang cukup serius di kalangan penerus bangsa. "Sifat keingintahuan yang besar anak-anak merupakan pemicu utama dalam kejadian ini, karena saya yakin mereka melakukannya karena meniru," ujar Ingrid kepada JPNN, Kamis (23/5).
Oleh karena itu Ingrid menerangkan, perlunya pendidikan seks dalam kurikulum pendidikan. "Itu tentunya harus diformulasikan dengan tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan anak didik," kata dia.
Politikus Partai Demokrat itu menerangkan, dalam keluarga tidak boleh hanya menanamkan nilai-nilai agama. Orang tua sambung dia, harus membangun suasana keterbukaan.
"Sehingga anak terbiasa bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya kepada orang tua, terlebih hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadi," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marciano Jamin Anggota BIN Tak Terkait Darin
Redaktur : Tim Redaksi