Bocah SMP Tewas Kecelakaan

Senin, 12 Maret 2018 – 22:24 WIB
Ilustrasi POlice line. Foto: AFP

jpnn.com, SIDOARJO - Kecelakaan lalu lintas akibat pelajar bermotor lagi-lagi terdengar. Kali ini korbannya adalah Aldi Fahrezi.

Pada Minggu (11/3) pukul 00.30, bocah 15 tahun itu tewas setelah mengalami kecelakaan di Jalan A. Yani, Gedangan.

BACA JUGA: Hantam Jembatan, 2 Pelajar Meninggal Mengenaskan

Persisnya di depan SPBU seberang Perumahan Puri Surya Jaya. Motor yang dinaikinya menghantam truk gandeng.

Dini hari itu korban hendak pulang. Dia mengendarai motor Honda Supra Fit X bernopol W 2056 RD.

Dia bersama teman-temannya. Mereka sebelumnya nyangkruk di sekitar alun-alun. Nah, Aldi mengendarai motor sendirian.

''Jalan-jalan biasa," kata Irawan, salah seorang teman korban.

Nahas, sebelum tiba di rumah, Aldi terlibat kecelakaan. Diduga karena melaju dengan kecepatan tinggi, motornya bertabrakan dengan truk gandeng bernopol N 9487 UZ.

Awalnya truk yang dikemudikan Sunarso itu melaju dari arah utara (Surabaya).

Di lokasi kejadian, sopir truk berusia 52 tahun tersebut putar balik di U-turn depan SPBU. Sunarso yang asal Sumbersari, Rowokangkung, Lumajang, hendak mengisi bahan bakar.

Badan truk gandeng saat itu belum sepenuhnya masuk area SPBU. Mendadak, bagian kiri truk tersebut dihantam motor Aldi.

Bruakkk...! Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ulum, Waru, itu pun langsung tersungkur bersama motornya.

Sejumlah orang bergegas mendekat. Namun, korban sudah tidak bergerak. Aldi tewas di tempat kejadian perkara.

Tidak lama, polisi tiba di lokasi. Lalu, mengevakuasi jenazah bocah malang itu ke RSUD Sidoarjo.

Petugas juga meminta teman-teman korban untuk menunjukkan alamat tempat tinggalnya.

Kabar duka itu langsung disampaikan ke keluarga korban. ''Keluarganya shock," tutur Kanitlaka Lantas Polresta Sidoarjo AKP Toni Irawan.

Jenazah korban tidak lama berada di RSUD Sidoarjo. Setelah dibersihkan petugas medis, jenazah dibawa pulang oleh pihak keluarga. Aldi dimakamkan di pemakaman umum Desa Waru.

Toni turut prihatin dengan peristiwa tragis tersebut. Sejatinya sejak jauh-jauh hari jajaran polisi gencar menggelorakan program Save Our Student (SOS).

Tujuannya, menekan kecelakaan yang melibatkan pelajar di bawah umur.

''Bisa diantisipasi, kuncinya pada orang tua," ungkapnya.

Dia menegaskan, keluarga harus tegas dalam menetapkan aturan. Jangan memberikan kesempatan kepada anak belum cukup umur membawa kendaraan sendiri.

Sebab, emosi mereka masih sangat labil. ''Orang tua harus peduli pada anak-anaknya," ucap Toni.

Kepolisian, lanjut dia, sudah tidak kurang-kurang bertindak untuk mengantisipasi pelajar bermotor itu.

Mulai sosialisasi ke sekolah-sekolah sampai penindakan di jalan. Tujuannya, menekan ruang gerak pelajar bermotor.

Ribuan pelajar pun terkena tilang. Namun, sikap tegas tersebut tidak akan berarti tanpa campur tangan banyak pihak.

Terutama keluarga dan sekolah. ''Apa pun alasannya, jangan beri izin anak di bawah umur membawa motor sendiri," tegasnya.

Mantan Kanitlantas Polsek Waru itu juga mengimbau masyarakat agar tidak segan menegur pengendara di bawah umur. Meski tidak saling kenal, warga tidak boleh abai.

''Mereka adalah generasi muda yang harus dijaga, masa depan bangsa ada di pundak mereka," katanya. (edi/c7/hud/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler