TOKYO - Pesawat jet jarak jauh terbaru di dunia 787 Dreamliner buatan Boeing bermasalah. Selama tiga hari berturut-turut, muncul beberapa masalah baru dalam operasional armada baru tersebut.
Insiden itu terjadi setelah dua insiden sebelumnya dalam pekan ini di Bandara Internasional Logan Boston. Maskapai penerbangan Jepang, All Nippon Airways, hari Rabu (9/1) membatalkan penerbangan Dreamliner dari perfektur Yamaguchi menuju Tokyo, karena masalah rem.
Menurut Voa (9/1), ada sebuah pesan keliru terpampang di layar kokpit pesawat itu terkait dengan sistem rem. Sebelumnya, sebuah pesawat 787 Dreamliner yang diparkir dan dioperasikan Japan Airlines hari Senin, terbakar ketika sebuah batere dalam sistem listriknya meledak.
Kemudian hari Selasa, pesawat jenis Dreamliner kedua milik Japan Airlines mengalami kebocoran bahan bakar selagi akan lepas landas dan terpaksa ditarik balik ke gerbang penerbangan. Meskipun ada insiden-insiden seperti itu, Boeing yang berbasis di Amerika mengatakan ”sangat yakin” pada pesawat jenis ini.
Boeing merupakan pabrik pesawat terbesar kedua di dunia dan memiliki harapan sangat tinggi pada Dreamliner. Pesawat jenis ini bisa membawa 290 penumpang dan merupakan jenis pesawat besar pertama yang umumnya dibangun dari bahan-bahan komposit, bukan metal. Pesawat ini mengonsumsi bahan bakar 20 persen lebih sedikit dari pesawat serupa.
Pesawat seharga USD 207 juta atau sekitar Rp 2,07 triliun itu pada proses pengirimannya pertama kepada maskapai penerbangan berulangkali tertunda dalam beberapa tahun ini karena masalah produksi. Perakitan besar-besaran dimulai pertengahan tahun 2006, tetapi pesawat pertama tidak dikirim hingga akhir 2011. Kemudian pesawat itu menghadapi beragam kerusakan mekanis bulan lalu, termasuk beberapa masalah listrik.
Setelah ledakan hari Senin, Boeing mengatakan pihaknya kini bekerja sama dengan para pejabat keselamatan transportasi untuk menyelidiki insiden itu, tetapi menyatakan tidak percaya bahwa insiden itu terkait dengan masalah listrik bulan Desember yang juga ditemukan di beberapa pesawat lainnya. Boeing sendiri telah menjual 848 pesawat Dreamliners. (esy/jpnn)
Insiden itu terjadi setelah dua insiden sebelumnya dalam pekan ini di Bandara Internasional Logan Boston. Maskapai penerbangan Jepang, All Nippon Airways, hari Rabu (9/1) membatalkan penerbangan Dreamliner dari perfektur Yamaguchi menuju Tokyo, karena masalah rem.
Menurut Voa (9/1), ada sebuah pesan keliru terpampang di layar kokpit pesawat itu terkait dengan sistem rem. Sebelumnya, sebuah pesawat 787 Dreamliner yang diparkir dan dioperasikan Japan Airlines hari Senin, terbakar ketika sebuah batere dalam sistem listriknya meledak.
Kemudian hari Selasa, pesawat jenis Dreamliner kedua milik Japan Airlines mengalami kebocoran bahan bakar selagi akan lepas landas dan terpaksa ditarik balik ke gerbang penerbangan. Meskipun ada insiden-insiden seperti itu, Boeing yang berbasis di Amerika mengatakan ”sangat yakin” pada pesawat jenis ini.
Boeing merupakan pabrik pesawat terbesar kedua di dunia dan memiliki harapan sangat tinggi pada Dreamliner. Pesawat jenis ini bisa membawa 290 penumpang dan merupakan jenis pesawat besar pertama yang umumnya dibangun dari bahan-bahan komposit, bukan metal. Pesawat ini mengonsumsi bahan bakar 20 persen lebih sedikit dari pesawat serupa.
Pesawat seharga USD 207 juta atau sekitar Rp 2,07 triliun itu pada proses pengirimannya pertama kepada maskapai penerbangan berulangkali tertunda dalam beberapa tahun ini karena masalah produksi. Perakitan besar-besaran dimulai pertengahan tahun 2006, tetapi pesawat pertama tidak dikirim hingga akhir 2011. Kemudian pesawat itu menghadapi beragam kerusakan mekanis bulan lalu, termasuk beberapa masalah listrik.
Setelah ledakan hari Senin, Boeing mengatakan pihaknya kini bekerja sama dengan para pejabat keselamatan transportasi untuk menyelidiki insiden itu, tetapi menyatakan tidak percaya bahwa insiden itu terkait dengan masalah listrik bulan Desember yang juga ditemukan di beberapa pesawat lainnya. Boeing sendiri telah menjual 848 pesawat Dreamliners. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Kebakaran Ngungsi ke Laut
Redaktur : Tim Redaksi