Bom Kampung Melayu Berkorelasi dengan Darurat Militer Filipina

Kamis, 25 Mei 2017 – 20:48 WIB
Bom Kampung Melayu. Foto: dok/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menduga teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, ada korelasinya dari dampak darurat militer yang ditetapkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Pulau Mindanao.

Menurut Hasanuddin, kebijakan Presiden Duterte terkait pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao akibat baku tembak antara tentara dan kelompok ISIS di kota Marawi pada Selasa (23/5/) malam telah menyebabkan ruang gerak kelompok militan ISIS tersebut menjadi terbatas.

BACA JUGA: Teroris Tumbuh Karena Salah Memahami Ajaran Agama

Akibatnya, kelompok pendukung ISIS di Indonesia memunculkan eksistensinya, mengumumkan kepada dunia internasional bahwa mereka ada juga di sini.

"Pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao oleh Presiden Duterte harus dicermati pemerintah Indonesia. Karena, kebijakan itu membuat ruang gerak pasukan ISIS semakin terbatas," kata pria yang karib disapa Kang TB, Kamis (25/5).

BACA JUGA: Bom Sasar Anggota Polri, Putra Putri Polisi Tak Ciut Nyali

Politikus PDI Perjuangan itu khawatir mereka akan masuk ke Indonesia. Mengingat Filipina berbatasan langsung dengan Indonesia. Selain itu, lanjut dia, kelompok militan ISIS di Filipina memiliki korelasi yang kuat dengan kelompok militan di Indonesia. Sehingga akan sangat mudah mendapatkan akses untuk masuk ke Indonesia.
"Indikasi adanya korelasi kelompok ISIS di Filipina dengan kelompok militan di Indonesia bisa dilihat dari adanya tiga WNI terafiliasi ISIS yang tewas dalam bentrokan bersenjata melawan militer Filipina di Pulau Mindanao pada April 2017 silam," papar Kang TB.

Kang TB mengimbau pemerintah untuk mengantisipasi aksi teror yang dilakuan kelompok ISIS. Dia mengatakan, Imigrasi harus meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia, dan juga WNI yang kembali ke tanah air.

BACA JUGA: PKB Siapkan Langkah Tepat untuk Lawan Terorisme

Mantan Sekretaris Militer ini menambahkan, aparat intelijen harus aktif bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan wilayah, terutama lokasi yang patut dicurigai sebagai tempat persembunyian dan latihan perang para kombatan ISIS.

"Apabila ada indikasi-indikasi yang kuat, segera kordinasi dengan aparat keamanan untuk segera dilakukan tindakan," tutur dia.

Kemudian, aparat keamanan harus aktif melakukan razia bahan-bahan kimia yang berpotensi bisa dijadikan bom.
"Lakukan sweeping bahan-bahan kimia yang berpotensi bisa dijadikan peledak," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus segera mengintruksikan semua unsur intelejen untuk melakukan operasi intelijen khusus mengejar dan menangkap aktor-aktornya. "Presiden harus memberikan intruksi untuk melakukan operasi intelijen khusus," pungkasnya. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kok Teroris Sasar Kampung Melayu? Ini Penjelasan Kapolda


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler