SURABAYA - Persebaya Surabaya genap berusia 86 tahun kemarin (18/6). Nah, untuk memeriahkan momentum istimewa tim kesayangan arek-arek Suroboyo itu, tadi malam beberapa komponen Bonek, julukan suporter Persebaya, sengaja merayakannya secara berbeda di Surabaya.
Memang ada dua lokasi yang menjadi titik perayaan ulang tahun tim berjuluk Green Force tersebut. Selain mengadakan doa bersama dengan anak yatim di mes Persebaya, ada kelompok Bonek lain yang sengaja menggelar panggung dangdut di depan markas Yayasan Suporter Surabaya (YSS).
Menariknya, acara doa bersama di markas Persebaya itu dibuka tepat pukul 19.27 WIB, yang tidak lain adalah simbol tahun lahirnya Persebaya. Acara tersebut juga dihadiri CEO Persebaya Cholid Ghoromah dan sejumlah pemain Persebaya.
Kendati begitu, para pendukung fanatik Persebaya itu tetap punya satu harapan, yakni hanya ada satu Persebaya di Surabaya. "Harapan kami satu, Persebaya yang berlaga di IPL segera diakomodasi oleh PSSI untuk mengikuti kompetisi unifikasi musim depan," kata Andie Kristanto, koordinator Bonarki (Bonek Anti Kekerasan dan Anarki).
Pria yang akrab disapa Andie Peci itu menambahkan, sudah seharusnya PSSI sebagai otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia melihat sejarah panjang Persebaya. "Dan kami akan terus berjuang untuk mengawal nasib Persebaya ini," tegas dia.
Memang ada dua lokasi yang menjadi titik perayaan ulang tahun tim berjuluk Green Force tersebut. Selain mengadakan doa bersama dengan anak yatim di mes Persebaya, ada kelompok Bonek lain yang sengaja menggelar panggung dangdut di depan markas Yayasan Suporter Surabaya (YSS).
Menariknya, acara doa bersama di markas Persebaya itu dibuka tepat pukul 19.27 WIB, yang tidak lain adalah simbol tahun lahirnya Persebaya. Acara tersebut juga dihadiri CEO Persebaya Cholid Ghoromah dan sejumlah pemain Persebaya.
Kendati begitu, para pendukung fanatik Persebaya itu tetap punya satu harapan, yakni hanya ada satu Persebaya di Surabaya. "Harapan kami satu, Persebaya yang berlaga di IPL segera diakomodasi oleh PSSI untuk mengikuti kompetisi unifikasi musim depan," kata Andie Kristanto, koordinator Bonarki (Bonek Anti Kekerasan dan Anarki).
Pria yang akrab disapa Andie Peci itu menambahkan, sudah seharusnya PSSI sebagai otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia melihat sejarah panjang Persebaya. "Dan kami akan terus berjuang untuk mengawal nasib Persebaya ini," tegas dia.
Selain itu, salah seorang pentolan suporter asal YSS Hamin Gimbal mengatakan, sudah saatnya semua elite yang berada dalam pusaran konflik dualisme Persebaya bersatu. "Semoga ke depan tidak ada lagi Persebaya Divisi Utama, juga bukan Persebaya 1927, tapi satu, Persebaya Surabaya," kata Hamin, dirigen Bonek yang sering tampil untuk mendukung Persebaya yang berlaga di Divisi Utama.
Menurut dia, dualisme yang saat ini mengancam Persebaya secara tidak langsung menguras energi para suporter di tingkat bawah. "Kalau memang semua bisa bersatu, kenapa harus terpisahkan," lanjut pria berambut gimbal itu. Selain acara dangdutan, kelompok YSS juga menggelar lomba kreativitas suporter. Antara lain, karnaval antar-korwil serta lomba giant flag. (dik/c11/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suzuki Baru Menjanjikan
Redaktur : Tim Redaksi