jpnn.com - Boneka arawah atau spirit doll menjadi tren baru di kalangan selebritas. Banyak yang pamer punya piaraan baru dalam bentuk boneka bayi dengan berbagai jenis dan macamnya.
Boneka-boneka ini tidak sekadar boneka, tetapi dianggap punya roh atau arwah, dan dirawat sebagaimana manusia.
BACA JUGA: Disebut Pelihara Boneka Arwah, Ivan Gunawan Bereaksi Begini
Boneka arwah itu tidak sekadar menjadi mainan, tetapi diperlakukan dengan istimewa sebagai anak kandung yang diberi makan dan minum serta pakaian. Lebih dari itu boneka arwah diyakini punya kekuatan spiritual yang bisa memberi keberuntungan atau kesialan.
Para selebritas dan para penggemar boneka arwah itu merasa keren dan modern karena mengikuti tren internasional yang lagi viral. Padahal, pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap punya roh adalah praktik kuno yang dijalani manusia primitif.
BACA JUGA: Muhammadiyah Sampaikan Pesan Buat yang Percaya dengan Boneka Arwah
Inilah paradoks manusia modern. Makin modern, makin global, tetapi sebaliknya menjadi makin primitif dan terkucil. Manusia modern adalah manusia digital bagian dari network society yang terhubung ke jaringan global.
Pertemanan mereka melalui jejaring medsos jumlahnya ribuan dan jutaan. Namun, bersamaan dengan itu hidup mereka menjadi lebih kesepian dan kehilangan teman dan tetangga konvensional.
BACA JUGA: Indadari Kritik Para Artis yang Memiliki Boneka Arwah, Tegas!
Lalu pelariannya adalah mencari hiburan virtual, menciptakan tetangga virtual, dan mencari teman virtual dalam bentuk robot atau boneka arwah.
Orang-orang kuno yang primitif percaya bahwa batu, kayu, pepohonan, mempunyai roh dan bisa memberi manfaat dan mudarat. Karena itu agama orang primitif adalah agama animisme dan dinamisme.
August Comte membagi tingkat pemikiran manusia menjadi tiga bagian, tahap supranatural, metafisik, dan tahap positif. Pada tahap awal manusia memahami bahwa semua gejala di dunia ini disebabkan oleh hal-hal supernatural seperti pohon-pohon dan bebatuan yang diyakini punya roh.
Tahap supranatural ini terbagi dalam tiga periode, yaitu fetisisme kepercayaan pada kekuatan benda-benda, politeisme yang percaya pada banyak dewa, dan monoteisme yang percaya pada satu kekuatan tertinggi.
Tahap metafisik mengandaikan adanya kekuatan-kekuatan abstrak, hal-hal yang benar-benar nyata melekat pada semua benda dan mampu menghasilkan gejala-gejala yang ada di dunia.
Dalam tahap ini, manusia belum berusaha untuk mencari sebab serta akibat dan gejala-gejala alam.
Tahap positif mengandaikan manusia sudah dapat berpikir secara ilmiah. Akal budi manusia tidak lagi memusatkan perhatian pada pengertian-pengertian absolut, asal dan tujuan alam semesta.
Namun, memusatkan perhatian pada studi tentang hukum-hukumnya yang tidak berubah. Sarana-sarana pengetahuan ini adalah penggabungan antara penalaran dan pengamatan secara empiris.
Kepercayaan kepada boneka arwah termasuk bagian fetisisme atau perjimatan. Boneka tidak sekadar menjadi barang mainan, tetapi dianggap sebagai jimat keberuntungan. Boneka arwah adalah fetisisme yang sama saja dengan boneka seksual yang sudah terlebih dahulu beredar luas di pasaran terbuka atau tersembunyi.
Boneka arwah berbentuk anak-anak dan menjadi saluran biologis orang-orang yang terobsesi punya anak, tetapi tidak berhasil. Mereka adalah orang-orang yang mungkin punya kelainan seksual yang bersifat biologis, tetapi bisa juga mereka punya perbedaan orientasi seksual seperti LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Fetisisme boneka fantasi seksual dilakukan sembunyi-sembunyi karena dianggap sebagai tabu sosial. Toko seks atau sex shop belum ada di Indonesia, atau belum beroperasi secara terbuka, tetapi konsumennya banyak. Orang-orang yang punya orientasi seksual berbeda ini menyalurkan naluri alamiahnya kepada boneka arwah atau boneka seks.
Dua-duanya masuk dalam fetisisme. Ada juga fetisisme rangsangan seksual terhadap benda mati. Yang pernah bikin heboh di sebuah perguruan negeri di Surabaya adalah fetisisme jarik yang membungkus seseorang yang kemudian dijadikan objek fetisisme dan fantasi seksual.
Orang-orang seperti ini mengalami fetisisme dengan melihat benda-benda mati milik seseorang, misalnya pakaian dalam atau aksesoris tertentu.
Gejala fetisisme terhadap boneka arwah ini akan berkembang semakin jauh ketika praktik LGBT semakin meluas. Pasangan sejenis secara biologis dipastikan tidak akan mempunyai keturunan, padahal secara biologis dan naluriah manusia mempunyai keinginan untuk mendapatkan keturunan.
Pada tahap tertentu hal ini bisa dilakukan dengan melakukan adopsi bayi sungguhan. Namun, bisa juga dilakukan dengan mengadopsi boneka arwah sebagai bagian dari keluarga.
Pada tahap yang lebih canggih pasangan sejenis mungkin akan puas dengan mengadopsi manusia robot sebagai anak dan anggota keluarga. Perkembangan teknologi artificial intelligence memungkinkan robot bisa mempunyai kesempurnaan fisik yang sama dengan manusia.
Perbedaan robot dengan manusia secara fisik bisa dieliminiasi, dan robot mempunyai bentuk fisik yang sama dengan manusia. Perbedaan utama yang dianggap tidak bisa menggantikan manusia oleh robot adalah mengenai perasaan seperti sayang, cinta, benci, dan cemburu.
Namun, Robert Skinner penulis buku ‘’Digital Human: Revolusi Digital 4.0 Melibatkan Semua orang’’ mengatakan bahwa ada sifat-sifat robot pada manusia dan ada sifat-sifat manusia yang bisa dimiliki oleh robot melalui teknologi artificial intelligence. Salah satunya adalah kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri sesuai dengan input yang didapatnya.
Fenomena robot Deep Blue yang bisa mengalahkan pecatur juara dunia Garry Kasparov menunjukkan kemampuan artificial intelligence untuk mengembangkan dirinya sendiri, dan akhirnya bisa mengalahkan dan jauh mengungguli otak manusia.
Para desainer IBM yang menciptakan Deep Blue adalah programmer komputer, bukan pecatur. Mereka pasti tidak akan bisa mengalahkan Garry Kasparov dalam permainan catur.
Namun, para programmer itu bisa mendesain robot pintar yang ternyata punya kemampuan analisis yang jauh melebihi manusia normal.
Karena itu tidak akan lama lagi pasti bisa ditemukan robot yang cantik, lembut, penuh kasih sayang dan punya rasa cemburu. Semua sifat-sifat yang diklaim sebagai sifat manusia akan bisa dipunyai oleh robot.
Karena itu cerita-cerita mengenai seorang pria yang jatuh cinta kepada robot, dan kemudian menikahinya akan menjadi cerita yang makin banyak terjadi.
Orang-orang yang punya kelainan orientasi seksual akan mengadopsi bayi-bayi robot yang mungkin bisa didesain untuk berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan anak-anak, termasuk perkembangan fisiknya.
Teknologi kloning sudah makin berkembang. Pasangan sejenis yang menikah akan bisa mendapatkan keturunan melalui teknologi kloning. Para peneliti genetik dan DNA sudah lama menemukan teknologi kloning yang bisa berkembang makin luas kepada semua makhluk hidup, termasuk manusia.
Para peneliti sudah menemukan teknologi yang mendeteksi penyakit bawaan yang mematikan yang ada pada janin. Dengan teknologi ini janin bisa dihindarkan dari penyakit mematikan. Teknologi ini juga memungkinkan janin didesain menjadi anak yang punya otak super dan fisik prima. Manusia bisa didesain menjadi superman dengan kemajuan teknologi.
Domba Dolly hasil kloning sudah berhasil diciptakan. Eksperimen ini bisa saja dilakukan terhadap manusia. Pasangan sesama pria yang menikah bisa mengambil DNA masing-masing, dan dengan teknologi stem cell menciptakan sperma yang kemudian dibentuk dalam teknologi bayi tabung.
Menitipkan bayi tabung kepada seorang perempuan juga sudah lazim. Di masa depan tidak tertutup kemungkinan akan ada agensi yang menyediakan perempuan untuk mengandung bayi tabung.
Hukum keluarga pasti berubah untuk mengdopsi perkembangan ini. Surrogate mother atau surrogate father, ibu dan ayah angkat, akan punya definisi tersendiri yang memungkinkan pasangan sejenis sesama pria menjadi orang tua kandung tanpa harus mengandung.
Isu mengenai batas ilmu pengetahuan dan etika akan menjadi isu kemanusiaan yang sangat penting. Sekarang pemerintah Amerika Serikat melarang penelitian stem cell atau DNA yang menjurus kepada kloning manusia. Namun, akan selalu ada pihak swasta yang punya cukup dana besar untuk mendanai penelitian itu, dan pada akhirnya kloning manusia akan terjadi.
Negara-negara komunis dan fasis kemungkinan besar akan mendanai penelitian kloning manusia untuk melahirkan manusia-manusia unggul, sebagaimana yang diimpikan oleh Hitler. Tidak akan lama lagi akan terjadi fenomena ‘’playing god’’ manusia berperan sebagai Tuhan. (*)
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror