jpnn.com - JAKARTA- Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengaku diminta untuk tidak mengevaluasi EO terlebih dulu saat turnamen Piala Kemerdekaan memasuki babak knock out olrh Tim Transisi. Karena itu, EO baru bisa dievaluasi seminggu setelah turnamen selesai.
"Waktu itu kami kirim surat untuk evaluasi EO. Tapi, Tim Transisi bilang nanti Evaluasinya seminggu setelah Final saja. Ya kami enggak bisa apa-apa, Tim Transisi minta begitu," kata Sekjen BOPI Heru Nugroho, Senin (14/9).
BACA JUGA: Guardiola Dianggap Medioker, Muenchen Harus Cari Pelatih Baru
Nyatanya, setelah selesai, masih ada masalah terkait honor wasit dan match fee klub yang belum terselesaikan. Namun, BOPI sudah tak bisa berbuat apa-apa karena turnamen telah selesai digelar. Andai turnamen masih jalan, maka BOPI masih punya celah untuk menekan EO untuk tidak memberikan izin.
Melihat hal ini, BOPI hanya menunggu bagaimana komitmen EO apakah datang saat evaluasi seminggu pasca final nanti atau tidak. Dia membandingkan dengan promotor Piala Presiden, yang datang secara rutin saat dipanggil oleh mereka untuk evaluasi.
BACA JUGA: Terungkap, BOPI Tak Bisa Evaluasi EO Piala Kemerdekaan
Melihat EO itu ditunjuk Tim Transisi, BOPI akan berusaha untuk bisa tegas karena ada aturan dasar terkait keuangan yang tak dijalankan sesuai komitmen di awal.
"Melihat kenyataannya demikian, saya juga akan bicarakan soal ini ke Pak Menteri. Karena ini terkait tim Transisi," pungkasnya. (dkk/jpnn)
BACA JUGA: Usai Tekuk Liverpool, Van Gaal ke Restoran Naik Mobil Mewah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ironis, Ternyata Gara-Gara Ini Match Fee Piala Kemerdekaan Masih Tertunggak
Redaktur : Tim Redaksi