BOPI: Pihak Keamanan Lalai

Jumat, 08 Maret 2013 – 08:44 WIB
BADAN Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tak mau dunia olahraga disalahkan dalam kasus kematian Bonek di Gresik. Kabid Pengawasan BOPI Sudarno mengatakan, kejadian tersebut adalah tanggung jawab polisi sebagai penanggung jawab keamanan publik.        

"Tugas polisi untuk menjaga keamanan saat ada keramaian," katanya. Dia mengatakan, peristiwa itu masuk domain polisi untuk bertindak. Sebab, itu sudah terkait erat dengan keamanan publik. Pihaknya tak bisa mencampuri persoalan itu karena sudah di luar olahraga.        

Darno mengatakan, kasus kematian itu murni kriminal. Siapapun yang menganiaya atau menghilangkan nyawa seseorang sudah seharusnya dikenai pasal. Tidak peduli suporter atau alasan apapun terjadinya pembunuhan tersebut.

"Setiap kali akan ada keramaian kan penyelenggara selalu izin polisi. Mereka pasti sudah tahu akan ada ririko bentrok masa. Kalau akhirnya ada peristiwa itu, mereka yang bertanggung jawab," katanya.       

Di bagian lain, tragedi itu membuat keprihatinan yang mendalam dari PSSI. Sekjen PSSI Hadiyandra mengaku sangat kaget saat diberitahu Jawa Pos tentang tragedi di Gresik kemarin (7/3) itu. Berita tersebut sangat mengejutkan di tengah proses rekonsiliasi dualisme PSSI.       

"Innalillahi, saya kaget, shock. Ini benar-benar mengejutkan. Untuk kesekian kalinya mengapa ini masih saja terjadi. Sebagai organisasi dan pribadi, kami mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya," kata Hadiyandra.       

Mantan Sekum PSSI Jambi itu menambahkan, perbaikan sepakbola Indonesia saat ini sedang dalam proses. Saat ini pembenahan baru sampai pada pucuk pimpinan federasi sepakbola. Setelah ini, baru lanjut ke tim nasional, kompetisi, dan suporter.        

"Kita bertahap benahi semua. Tapi ketika kejadian seperti ini ternyata masih terjadi, rasanya  sangat menyedihkan. Capek ini sudah tidak terhitung lagi untuk membenahi organisasi, sekarang yang ini juga belum selesai," katanya.

Hadiyandra meminta agar kedua belah pihak menjaga emosi. Jangan sampai muncul aksi balas dendam dari siapapun. Sebab, situasi justru akan semakin memburuk. Apalagi sudah muncul korban jiwa.

"Cukup. Kita hentikan semua balas dendam. Emosi dalam dukungan ke tim kesayangan boleh-boleh saja. Tapi harus disalurkan ke kreativitas, bukan menyerang hingga menghilangkan nyawa," katanya. (aga/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suporter Arema-Persebaya Bentrok, 1 Tewas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler