jpnn.com, SAMARINDA - Manajemen Borneo FC berencana akan memindahkan semua pertandingan kandang ke Bontang di putaran kedua Liga 1 2019. Itu dikarenakan minimnya dukungan yang diterima Renan Silva dkk saat berlaga di kandang.
Manajemen mulai berbenah jelang berakhirnya putaran pertama Liga 1. Mulai dari sisi teknis menyangkut kontribusi pemain, hingga evaluasi pada jajaran manajemen sendiri.
BACA JUGA: Semen Padang Datangkan Empat Pemain Baru, Termasuk Dua Legiun Asing
BACA JUGA: Anak Gadis Selesai Mandi Diikuti Ayah Tiri Masuk Kamar, Astaga!
Untuk pemain, manajemen sudah melakukan perombakan meski tak signifikan.
BACA JUGA: Daftar 20 Pemain yang Dibawa PSMS Hadapi Cilegon United
Pemain yang dianggap tak memberi kontribusi besar serta tak sesuai dengan skema yang dimainkan pelatih Mario Gomez, langsung terdepak dari tim.
Alfonsius Kalvan, Fingky Pasamba dan Asri Akbar adalah deretan pemain lokal yang sudah tak berseragam Pesut Etam. Sementara Jan Lammers akan dipinjamkan ke klub lain, dengan alasan permainannya tak sesuai dengan taktik yang dijalankan Gomez.
BACA JUGA: Persebaya Permalukan Bhayangkara FC di Hadapan Pendukungnya
Namun, evaluasi paling dirasakan berdampak saat ini atas kelangsungan perjalanan Borneo FC di kompetisi ada di sisi manajemen, terutama yang bergerak di bidang promosi.
Pasalnya selama putaran pertama berlangsung, tingkat kehadiran penonton di Stadion Segiri bisa dikatakan terbilang sepi. Imbasnya, pemasukan ke manajemen Borneo FC sangat minim.
Itulah sebabnya manajemen mulai memikirkan memindahkan home base Borneo FC di putaran kedua nanti. Tak lagi bermain di Stadion Segiri, namun “dihijrahkan” ke Stadion Mulawarman, Bontang.
Kabar mengenai pemindahan kandang Pesut Etam ini disampaikan manajer tim, Dandri Dauri saat dikonfirmasi Sapos. Dandri mengaku, akan sulit bagi Borneo FC jika tingkat kehadiran penonton selama bermain di kandang sangat minim.
“Itu (pemindahan home base) sudah kami bahas bersama manajemen yang lain. Saya tak bilang pemindahan tersebut pasti, tetapi akan kami lakukan jika memang hasil kajian dan evaluasi mengharuskan itu terjadi,” ujar Dandri.
Selama Borneo FC hadir di Samarinda, atau tepatnya sejak 2013 lalu, jumlah suporter yang mendukung tim ini memang tak stabil. Penonton sempat membludak ketika Borneo FC tampil di Piala Gubernur Kaltim, terlebih saat masuk final tiga tahun silam di Stadion Utama Kaltim, Palaran.
Selanjutnya, jumlah dukungan tak signifikan. Meski lawannya adalah tim besar, tingkat kehadiran penonton tak pernah tembus hingga 10 ribu.
BACA JUGA: Putra Tewas Ditembak Polisi di Lokasi Pernikahan Wanita Idamannya
Dandri mengatakan, seandainya jumlah penonton stabil di angka 5 sampai 6 ribu di setiap pertandingan, mungkin wacana pindah kandang tak akan tercetuskan.
Manajemen sendiri sebenarnya sudah bekerja maksimal untuk mendatangkan penonton ke stadion. Mulai harga tiket yang diturunkan, hingga memindahkan pertandingan dari sore ke malam. Namun dukungan pada Borneo FC tetap tak maksimal.
“Soal harga tiket rasanya sulit untuk kembali diturunkan dan dibuat flat harganya selama semusim. Tapi nanti kami akan bicarakan lagi dengan manajemen. Apakah harga tiket perlu diturunkan lagi atau bagaimana,” tegas Dandri mengakhiri. (upi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persebaya Unggul 1-0 Atas Tuan Rumah Bhayangkara FC
Redaktur & Reporter : Budi