Bos BRI Berbagi Resep Agar Bisnis Perbankan Tahan Banting, Begini

Rabu, 08 September 2021 – 16:19 WIB
Bos BRI Sunarso membagikan resep agar bisnis perbankan tahan banting selama pandemi Covid-19. Foto dok HIMBARA

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama BRI Sunarso berbagi resep menyelamatkan bisnis perbankan dari dampak pandemi Covid-19.

Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu mengatakan perbankan perlu memperkuat cadangan melalui peningkatan persentase non-performing loan (NPL) coverage dan loan at risk (LaR) coverage.

BACA JUGA: Kenyang Proyek Infrastruktur, China Incar Sektor Jasa Negara BRI

Menurutnya, tidak menjadi masalah jika perbankan memperkuat cadangan dengan menggunakan keuntungan atau laba.

“Maka harus berhati-hati membukukan laba kalau harus mengorbankan pencadangan karena ini bumper kalau terjadi masalah di kemudian hari,” kata Sunarso seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/9).

BACA JUGA: BRI Siapkan Banyak Kejutan di Pesta Rakyat Simpedes 2021 Episode Kedua

Menurut dia rasio NPL anggota Himbara sendiri masih berkisar di angka 3-4 persen.

Namun, lanjut dia, nilai tersebut sudah menjadi pertanda bahwa perbankan anggotanya melakukan pencadangan melalui NPL coverage.

BACA JUGA: Bos BRI Meramal Pemulihan Ekonomi Indonesia, Begini

Sunarso pun memerinci rasio NPL Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada Juni 2021 sebesar 3,27 persen, Bank Mandiri sebesar 3,19 persen, Bank Negara Indonesia (BNI) 3,91 persen, dan rasio NPL Bank Tabungan Negara (BTN) sebesar 4,10 persen.

"NPL coverage BRI telah mencapai 258,41 persen, Bank Mandiri 237,30 persen, BNI 215,30 persen, dan BTN 120,72 persen," bebernya.

Selain NPL coverage, kata dia, perbankan juga perlu memperhatikan LaR dan menyediakan cadangan dalam bentuk LaR coverage untuk mengantisipasi potensi gagal bayar.

"Selama ini Himbara ditarget untuk memiliki LaR coverage minimal 30 persen dari total LaR," kata Sunarso.

Sunarso menyebutkan hingga Juni 2021, rasio LaR BRI tercatat sebesar 27,29 persen, Bank Mandiri 21,29 persen, BNI 25,80 persen, dan rasio LaR BTN sebesar 14,65 persen.

Sementara itu, BRI telah menyediakan LaR coverage sampai 30,96 persen, Bank Mandiri 35,31 persen, BNI 32,90 persen, dan LaR coverage BTN mencapai 14,81 persen.

Dia pun menyarankan sebaiknya LaR coverage lebih besar daripada rasio LaR.

Sehingga, kata Sunarso, jika LaR menjadi NPL atau terjadi gagal bayar, masih terdapat cadangan yang tersisa.

“Kalau LaR coverage sekitar 18 persen, maka perlu dijaga LaR jangan sampai menjadi NPL sebesar 18 persen. Jadi kalau LaR masih lima sampai 10 persen masih aman dengan cadangan kita, tetapi kalau sampai 18 persen, habis cadangan kita,” terang Sunarso. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler