Bos Google Minta Korut Buka Akses Internet Seluasnya

Permintaan dalam Kunjungannya

Rabu, 09 Januari 2013 – 18:07 WIB
HERAN: CEO Google Eric Schmidt memotret beberapa komputer di Universitas Kim Il Sung yang dianggapnya kuno. FOTO: AP
PYONGYANG - Banyak mendapat kritikan, tak menyurutkan niat bos Google Eric Schmidt mengunjungi Korea Utara (Korut). Selasa (8/1) pria 57 tahun asal Amerika Serikat ini tiba di Pyongyang Korut. Ada beberapa tempat yang diagendakan akan dikunjungi Eric. Diantaranya adalah beberapa kampus dan penjara.

Pemimpin rombongan dari AS tersebut adalah Bill Richardson yang merupakan mantan Gubernur negara bagian New Mexico. Dalam wawancaranya dengan The Associated Press, Richardson mengatakan ada beberapa hal yang menjadi fokus kunjungan mereka. Diantaranya adalah soal moratorium peluncuran rudal dan uji coba nuklir, meminta perlakuan yang adil untuk warga AS yang ditahan di AS, dan yang terpenting adalah meminta agar Korut memberikan akses sebebas bebasnya untuk menggunakan ponsel dan internet. "Ini adalah bentuk kunjungan kemanusiaan," ujar Richardson.

Bukan hanya kepada pemerintah, rombongan tersebut akan menyampaikan pesan-pesannya kepada ilmuwan dan pejabat yang mengambil kebijakan urusan luar negeri.

Seperti diketahui, pada Desember tahun lalu, Korut berhasil meluncurkan rudal jarak jauh. AS mengecam keras peluncuran tersebut. Karena itulah pemerintah mengkritik kunjungan Eric ke Korut.  Eric sepertinya tak menggubris krititan tersebut dan menganggap bahwa kunjungannya sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Salah satu tempat yang telah dikunjungi Eric adalah Universitas Kim Il Sung. Di sana, Eric tercengang saat melihat beberapa komputer yang berjejer di perpustakaan ternyata merupakan komputer kuno yang dianggapnya sudah ketinggalan jaman. Dia pun menghentikan langkahnya dan memotret beberapa komputer tersebut.

Tak hanya itu, dia lantas menghampiri salah seorang mahasiswa dan mencoba bercakap-cakap. Mahasiswa tersebut lantas menunjukkan bagaimana cara dia mengakses internet. Mereka pun langsung menuju ke URL website tujuan tanpa melalui situs pencari seperti Google. Eric pun juga terheran-heran.

Petugas perpustakaan Kim Su Hyang mengatakan para mahasiswa tidak bisa sembarangan mengakses situs-situs di dunia maya. Mereka hanya bisa membuka alamat yang sudah disetujui dan dilegalkan pemerintah.

Nah, untuk itulah Eric datang. Dia mendesak agar semua orang mendapatkan kebebasan mengakses internet dan teknologi. Besok (10/1) Eric dan rombongan akan berkunjung ke Kementerian Luar Negeri Korut.

Mungkin yang akan dibahas besok adalah perlakuan yang adil bagi warga AS yang ditahan di Korut. Tahanan tersebut adalah Kenneth Bae. Tidak jelas apa yang membuat Bae ditahan. "Kami juga berencana untuk mengunjungi rumah tahanan," ujar Richardson. (AP/dailymail/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa di Inggris Belajar Tanpa Buku

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler