Kepala lembaga intelijen Australia ASIO, Duncan Lewis, memperingatkan intervensi asing di negara ini menimbulkan ancaman yang lebih besar daripada terorisme. Dia menyebut hal ini "ancaman eksistensial" bagi negara.
"Terorisme tidak pernah menjadi ancaman eksistensial bagi negara-negara mapan," kata Lewis dalam forum Lowy Institute di Sydney, Rabu (4/9/2019) malam.
Intervensi asing, katanya, merupakan risiko besar yang harus dihadapi masyarakat Australia setiap hari.
"Masalah kontra-spionase dan campur tangan asing pada akhirnya merupakan ancaman eksistensial bagi negara," jelasnya.
BACA JUGA: Status Tersangka Veronica Koman Perburuk Kebebasan Berpendapat di Indonesia
Pemerintah Australia mengeluarkan UU Intervensi Asing tahun lalu dan belum lama ini membentuk satuan tugas yang bertujuan melindungi perguruan tinggi di negara ini dari campur-tangan asing.
Keputusan itu diambil setelah terjadinya peretasan data besar-besaran pada Universitas Nasional Australia (ANU) yang memicu kekhawatiran parlemen bahwa perguruan tinggi tidak bertindak memadai memerangi pengaruh China di kampus masing-masing.
BACA JUGA: Dipenjara 4 Tahun Karena Lecehkan Dan Telantarkan Gadis Adopsi Dari Luar Negeri
Lewis mengatakan ancaman itu tidak terbatas pada "negara tertentu".
"ASIO menilai bahwa skala dan ruang lingkup kegiatan intelijen asing saat ini terhadap kepentingan Australia belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.
"Berbeda dengan insiden terorisme, bahaya dari spionase mungkin tidak dirasakan selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun," jelasnya.
"Kegiatan semacam ini biasanya berlangsung tenang, berbahaya dan mereka memiliki jejak yang panjang."Ancaman siber
Bos ASIO ini mengatakan Australia menjadi "target empuk" serangan siber yang disponsori negara tertentu.
Dia menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan penambahan kewenangan kepada lembaga intelijen domestik ASD.
Kewenangan ASD memicu kontroversi setelah artikel di media News Corp mengenai kemungkinan perluasan kewenangan, menyebabkan rumah jurnalis Annika Smethurst digerebek polisi awal tahun ini.
Ancaman siber, kata Lewis, muncul setiap hari, sehingga perlu meninjau kembali kemampuan ADS dalam melindungi warga Australia.
Lewis ditunjuk memimpin ASIO pada tahun 2014 setelah berkarir di militer dan jabatan publik lainnya.
Simak berita lainnya dari ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan Pintas Bagi Calon Mahasiswi Australia Bidang IPTEK, Apa Kata Mahasiswi Indonesia?