Boy Pohan, Wasit Tinju Indonesia di Tokyo 2020, Saat Memimpin Final, Ada Protes

Kamis, 12 Agustus 2021 – 22:22 WIB
Muhammad Arisa Putra Pohan atau biasa dikenal Boy Pohan, saat memimpin pertandingan cabang olahraga tinju di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Foto: NOC Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Muhammad Arisa Putra Pohan bangga mendapat kesempatan memimpin pertarungan final cabang olahraga tinju di Olimpiade Tokyo 2020. 

Lelaki yang akrab disapa Boy Pohan ini mendapatkan kepercayaan memimpin final kelas menengah (69-75 kg) putra yang mempertemukan petinju Brasil Sousa Herbert melawan Khyzhnik Oleksandr dari Ukraina, di Kokugikan Arena, Tokyo, 7 Agustus lalu.

BACA JUGA: Guru SD di Surabaya jadi Wasit Olimpiade Tokyo 2020, Sempat Diteriaki Pemain

Boy sendiri merupakan International Technical Officer (ITO) tinju pertama dari Indonesia yang dipercaya memimpin pertandingan Olimpiade.

Menurutnya, memimpin laga final tidak sekadar menjadi kebanggaan, tetapi juga sebuah tantangan karena kredibilitas sebagai wasit dipertaruhkan.

BACA JUGA: Aldi Taher Tantang Deddy Corbuzier Tanding Tinju

“Ada 29 wasit yang dipilih Boxing Task Force (BTF) untuk memimpin pertandingan Olimpiade dan empat wasit dieliminasi karena kinerja. Khusus untuk laga semifinal hanya 13 wasit yang terpilih dan saya bangga bisa mewakili Indonesia sebagai wasit di Olimpiade, apalagi bisa diberi kepercayaan untuk memimpin partai final,” kata Boy dalam rilis yang diterima JPNN.com dari NOC.

Boy memiliki cerita menarik saat memimpin pertarungan final.

BACA JUGA: Ini Kata Menpora soal Prestasi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Saat itu ia menyatakan Hebert menang knockout (KO) atas Oleksandr.

Boy memutuskan menetapkan kemenangan pada hitungan keempat.

“Oleksandr saat itu sudah memimpin dua ronde. Namun, saat Herbert memukul Oleksandr, saya melihat pandangan matanya sudah berbeda, tidak fokus sehingga saat itu saya putuskan KO pada hitungan keempat,” katanya.

“Memang ada protes, tetapi tim medis saat itu juga menilai Oleksandr tidak bisa melanjutkan pertandingan dan dia juga mengatakan sorry kepada saya ketika pertandingan selesai,” ungkap Boy.

Pada Olimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga tinju mempertandingkan 276 partai dari 13 kelas. Boy mendapat tugas sebagai juri pada 40 pertandingan dan tujuh pertandingan sebagai wasit.

Boy menekuni profesi sebagai ITO tinju mengikuti jejak ibunya Sri Mawarni. Saat menjadi wasit/juri tinju, Sri mengantongi lisensi Federasi Tinju Amatir Asia (FAAB).

Boy tidak hanya menjadi wasit pertama Indonesia yang bertugas di Olimpiade, ia juga tercatat menjadi satu-satunya wasit/juri tinju dari Asia Tenggara yang mendapat tugas di Olimpiade Tokyo 2020.

"Saya senang bisa menjalankan tugas sebagai wasit/juri sesuai dengan keinginan Boxing Task Force (BTF) yang mengambil sementara kendali AIBA setelah Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Dan, saya juga bangga bisa menjaga nama baik Merah Putih di ajang Olimpiade 2020 Tokyo," ujarnya.

Saat ini Boy sudah kembali ke Tanah Air pada Selasa (10/08) dan sedang menjalani karantina hingga 18 Agustus. Dirinya mengaku mendapat banyak pengalaman dari Olimpiade Tokyo 2020.

"Cukup banyak pengalaman yang bisa saya petik di Olimpiade 2020 Tokyo yang perlu diterapkan dalam pertandingan tinju di Indonesia. Wasit yang memimpin pertandingan harus tanggap dalam mengambil keputusan untuk menghindari cedera fatal petinju yang bertanding sedangkan juri yang bertugas fokus dengan tombol yang terletak di atas meja," ujarnya.

Kini dengan pengalaman yang dimiliki dirinya optimistis kembali dipercaya untuk Olimpiade Paris 2024.

"Ya, kalau memang masih mendapat kepercayaan, kenapa tidak?" kata Boy.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari mengapresiasi penampilan ITO Indonesia yang bertugas di Olimpiade Tokyo 2020.

Menurutnya, federasi nasional (PP/PB) juga harus memikirkan agar Merah Putih bisa menempatkan ITO di ajang Olimpiade.

“Jadi federasi nasional di Indonesia mulai sekarang harus bisa merancang program agar tak hanya atlet yang tampil di Olimpiade, tetapi bisa menempatkan ITO juga. Pada Olimpiade Tokyo, Indonesia memiliki enam ITO yang bertugas, yakni tiga bulu tangkis, satu tinju, satu loncat indah, dan satu menembak. Saya berharap di Paris bisa lebih banyak lagi,” ungkap Okto, sapaan karib Raja Sapta. (mcr16/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Adek
Reporter : Muhammad Naufal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler