jpnn.com, JAKARTA - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) berhasil menggalkan keberangkatan 34 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ilegal.
Hal itu disampaikan Kepala BP2MI Rhamdani Benny saat konfresnsi pers bersama jajaran Polda Jatim di Kantor BP2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/3).
BACA JUGA: Stafsus Presiden Dukung Penambahan Anggaran BP2MI, Ini Alasannya
Benny mengatakan puluhan CPMI hendak diberangkatkan melalui jalur ilegal itu diselamatkan di dua daerah yaitu Jawa Timur (Jatim) dan Kabupaten Bengkalis, Riau.
''Hari ini kami menyampaikan ada 17 orang CPMI yang diselamatkan Polres Lumajang, Jawa Timur, yang hendak diberangkatkan ke Arab Saudi. Kemudian, 17 orang CPMI yang diselamatkan di Kabupaten Bengkalis, Riau,'' kata Benny.
BACA JUGA: Benny Ramdhani Blusukan sampai ke Desa, BP2MI Ingin Ubah Minset Tentang PMI
Dia pun mengapresiasi Polda Jatim dan Satreskrim Polres Lumajang yang bekerja keras membantu BP2MI memerangi para sindikat pengiriman PMI ilegal.
Selain itu, Polda Jatim juga telah mengamankan tiga orang tersangka yang diduga sebagai calo atau agen penyalur penampung 17 CPMI ilegal yaitu H, LJS, dan R alias I. Ketiga orang tersebut akan diproses hukum sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
"Tiga orang diduga sebagai penyalur diamankan, yaitu bernama Hariyono, Lale Jati Saufilitahi, dan Racmawati alias Ines. Dua orang asal Lumajang (suami istri pemilik rumah penampungan), yang seorang lagi disinyalir sebagai perekrut asal Jakarta. 17 calon PMI tersebut akhirnya dibawa ke kantor BP3MI Jawa Timur, untuk selanjutnya di pulangkan ke kampung halaman masing-masing," ucap Benny.
Benny menjelaskan sebanyak 17 CPMI yang berada di pinggir Pantai Tj. Leban yang sedang menunggu akan diberangkatkan menuju Malaysia ini terdiri dari 15 orang laki-laki, dan perempuan dua orang.
“Bagi kami kejahatan terhadap PMI bersifat extraordinary, bukan sekadar TPPO, tetapi juga berbagai tindak pidana lainnya. Lalu, melibatkan banyak oknum dari berbagai instansi Kementerian Lembaga," tutur Benny.
Menurut Benny, pengiriman CPMI nonprosedural itu dilakukan secara sistematis, terorganisir dan melibatkan banyak pihak, termasuk oknum-oknum di kementerian.
Oleh karena itu, BP2MI akan bekerja sama lintas lembaga pemerintahan untuk melawan para sindikat tersebut.
"Ini dibutuhkan kerja serius. BP2MI menyadari pekerjaan ini tidak dikerjakan sendiri, dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk melawan para mafia perdagangan manusia ini," tegas Benny.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul