jpnn.com - SELAT PANJANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, meluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti mencatat karhutla yang telah meluas secara signifikan dengan total mencapai 115 hektare.
"Kami sangat khawatir akan dampak serius yang mungkin ditimbulkan dari kebakaran ini. Karena saat ini total luas lahan yang mengalami kebakaran mencapai 115 hektare," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kepulauan Meranti Muhlisin, Rabu (27/3).
BACA JUGA: Karhutla di Meranti Makin Meluas, Tim Gabungan Harus Bekerja Keras Melakukan Pemadaman
Dia memerinci luas lahan yang terbakar tersebut di Desa Penyagun seluas 30 hektare, Telesung 25 hektare, Desa Tanjung Kedabu yang berbatasan dengan Telesung, dan meluas ke Desa Bungur mencapai 30 hektare.
Selanjutnya, Sungai Gayung Kiri seluas 8,5 hektare dan Desa Tanah Merah 1,5 hektare, Desa Renak Dungun 7 hektare, Mantiasa 6,5 hektare, Tanjung Peranap 5 hektare dan di Selatpanjang Kota luasnya 1 hektare.
BACA JUGA: Forkopimda Rohul Tingkatkan Kewaspadaan Antisipasi Karhutla
"Tim penanggulangan karhutla saat ini sedang melakukan upaya pendinginan di lapangan, meskipun menghadapi sejumlah kendala yang signifikan," ungkap Muhlisin.
Dia mengungkapkan salah satu kendala utama yang dihadapi adalah kedalaman gambut di area yang terbakar sehingga membuat proses pemadaman menjadi lebih sulit dan memakan waktu.
BACA JUGA: Korupsi Alih Fungsi Hutan Tele, Mantan Bupati Samosir Mangindar Simbolon Divonis 1 Tahun Penjara
Selain itu, kecepatan dan kencangnya angin juga menjadi faktor yang memperparah situasi, karena memudahkan api menyebar ke area yang lebih luas dan sulit dijangkau.
Tak hanya itu, lanjut dia, jarak yang jauh dari sumber air juga menjadi tantangan tambahan bagi tim penanggulangan karhutla.
"Hal ini mempersulit proses pengangkutan air untuk digunakan dalam upaya pemadaman," kata Muhlisin.
Meskipun dihadapkan pada kendala tersebut, Muhlisin menyatakan bahwa tim penanggulangan terus bekerja keras untuk mengatasi situasi tersebut.
Berkat upaya itu, lanjut dia, sejauh ini di beberapa lokasi titik api dipadamkan dan hanya tinggal dilakukan pendinginan saja.
"Seluruh personel sudah dikerahkan untuk melakukan upaya pemadaman yang lebih besar dan melakukan koordinasi yang baik antarinstansi terkait. Beberapa petugas juga masih bertahan di lapangan selama berhari-hari untuk memastikan api tidak kembali menyala," kata Muhlisin. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi