jpnn.com, AMBON - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kembali melaksanakan pembekalan anggota Paskibraka 2022.
Kali ini, sebanyak 4.598 anggota Paskibraka yang mendapat pembekalan, berupa pembinaan ideologi Pancasila dari BPIP.
BACA JUGA: Komang Andini Tria Amanda Bangga Terpilih Mewakili Bali jadi Paskibraka Nasional
Mereka berasal 13 provinsi, yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya.
BACA JUGA: Pertama di 2023, BPIP Mengangkat 399 Purnapaskirabra jadi Duta Pancasila
Anggota anggota Paskibraka yang berasal dari 13 provinsi mendapat pembinaan ideologi Pancasila dari BPIP. Foto: Dokumentasi Humas BPIP
Pembekalan Paskibraka di Maluku ini diikuti para peserta serempak secara hybrid, Kamis (25/5).
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi dalam pidato pembukaannya menyampaikan pentingnya pembinaan ideologi Pancasila dalam pogram Paskibraka 2022.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2022 tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dalam rangka kaderisasi calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila.
"Pembinaan ideologi Pancasila bagi Paskibraka ini sangatlah penting, karena adik-adik inilah yang nantinya akan memegang tongkat estafet perjuangan bangsa ini di masa yang akan datang," kata Prof Yudian Wahyudi.
Karena itu, lanjut Prof Yudian Wahyudi, sebagai calon pemimpin bangsa, para anggota Paskibraka tersebut harus memiliki karakter Pancasila.
Menurut Prof Yudian, calon-calon pemimpin nasional masa depan mmainkan peran strategis dalam mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila yang dilakukan kali ini menggunakan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Demi terwujudnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berkepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Prof Yudian mendorong para anggota Paskibraka menguasai beragam skill dan bahasa agar mampu berdaya saing di dunia internasional.
"Jadi, adik-adik sekalian juga harus melahap ragam ilmu pengetahuan, kuasai teknologi, asah hard skill dan juga soft skill, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kecerdasan sosial, serta kemampuan beradaptasi yang baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja," pesan Prof Yudian Wahudi.
"Kuasai juga bahasa-bahasa asing, karena dengan begitu adik-adik akan mampu bersaing, tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional," imbuh Kepala BPIP.
Prof Yudian menegaskan terwujudnya SDM Indonesia yang cerdas dan unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai Pancasila merupakan faktor kunci dalam mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia yang adil dan makmur.
Disampaikan pula, pembinaan ideologi Pancasila bagi Paskibraka perlu dilakukan dengan bergotong royong secara nasional agar pembangunan karakter bangsa dapat tercapai.
"Gotong royong dalam Program Paskibraka yang sedang kami laksanakan ini merupakan salah satu wujud syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa," ujar Prof Yudian.
Pasalnya, lanjut Prof Yudian, melalui program ini akan dihasilkan kader-kader pemimpin bangsa masa depan yang mewarisi api semangat proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Tentu saja kaderisasi calon-calon pemimpin bangsa ini merupakan proses panjang yang berkesinambungan, serta dibutuhkan integritas dan konsistensi gotong royong dari semua (pihak)," pungkasnya.
Senada disampaikan Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina yang menyampaikan Paskibraka akan diangkat menjadi Duta Pancasila dan menjadi salah satu komponen bangsa yang turut menjaga kedaulatan NKRI.
“Diperlukan gotong royong kita semua untuk menjaga kedaulatan NKRI, menjaga wilayah Indonesia agar tetap hanya merah putih yang berkibar di seluruh pelosok Indonesia. Komponen terdepan yang akan menjaga itu, kami letakkan kepada adik-adik semua," ujar Koordinator Nasional Program Paskibraka tersebut.
Rima menyampaikan menjadi Duta Pancasila merupakan amanah yang sangat besar bagi para Paskibraka.
BPIP meletakkan suatu pesan yang sangat dalam dan mendasar kepada para duta Pancasila sebagai calon-calon pemimpin Indonesia masa depan.
Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP Tonny Agung Arifianto mendorong para anggota Paskibraka terus mengembangkan diri dengan menyerap hasil pembekalan dengan sungguh-sungguh agar dapat diimplementasikan di lingkungan sekitar.
"Ini kesempatan yang langka untuk menjadikan adik-adik terus berpartisipasi dalam menarasikan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila di kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara," kata Agung Arifianto.
Sementara itu, Direktur Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan, Sadono Sriharjo dalam laporannya menyampaikan pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila bagi Paskibraka dilakukan dengan metode pembelajaran aktif berbasis Learning Management System (LMS) dengan fasilitator, narasumber dan kolaborasi strategis dengan Lemhannas.
“Materi-materi yang akan disampaikan berkaitan dengan Pancasila, revolusi mental, wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan, kewaspadaan dan ketahanan nasional, literasi digital dan kepaskibrakaan," sebutnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Maluku Daniel Eduard Indey berharap para anggota Paskibraka senantiasa menjadi pelopor kemajuan di daerahnya masing-masing.
"Tentu saya berharap nantinya dapat membnerikan kemajuan daerah ke depan, serta masa depan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Daniel.
Direktur Penyusunan Rekomendasi Kebijakan dan Regulasi, Dian Muhammad Johan Johor Mulyadi sebagai narasumber menyampaikan materi bertajuk 'Aktualisasi Pancasila Bagi Generasi Muda: Ancaman Ideologi Transnasional Bagi Generasi Muda' yang menyoroti aspek historisitas Pancasila hingga tantangannya dalam konteks lokal dan global.
Fakta historis menunjukkan semangat gotong royong sudah dilakukan oleh para pendiri bangsa, yakni golongan kebangsaan dan golongan agama, dalam proses perumusan Pancasila mulai 1 Juni, 22 Juni, hingga 18 Agustus 1945.
Menurut Johan, Pancasila sebagai salah satu konsensus bangsa Indonesia harus diterapkan dan ditegakkan dalam segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Johan juga berpesan kepada seluruh peserta Paskibraka untuk secara simultan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam menjawab tantangan bangsa ke depan, baik di lingkup lokal maupun global.
Narasumber lainnya, yakni Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP menyampaikan materi bertajuk 'Literasi Digital: Pancasila Dalam Tindakan Mewujudkan Generasi Muda Unggul Era Revolusi Industri 4.0'.
Dia mengajak seluruh peserta untuk merebut ruang-ruang publik dengan mengisi konten-konten yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pakar komunikasi itu juga menyoroti banyaknya pengguna sosial media yang ceroboh dan kurang memilah berita.
Karena itu, menurut dia, perlu adanya kecakapan literasi digital dikalangan pengguna sosial media
"Jadi kita ini harus jadi komunitas pemutus kata, bukan pengiya kata. Cerdas, smart, tidak mudah share, cek ricek dulu berita. Tugasmu adalah membangun kesadaran kritis dan counter opini kalau ada hoaks. Bangun berita positif tentang daerahmu, keindahan daerahmu, bukan pesimisme dan kegagalan terus yang disoroti agar memiliki spirit dan daya tahan," paparnya.
Kegiatan tersebut ditutup dengan materi pengenalan organisasi Duta Pancasila Purnapaskibraka Indonesia oleh Sekretaris Jenderal Duta Pancasila Paskibraka Indonesia Wahyu Saputra. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi