BPS Dorong Penurunan Kemiskinan Difokuskan di Jawa

Senin, 19 Juli 2021 – 23:37 WIB
Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) menyeret gerobak melintasi kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat. Ilustrasi/foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang. Artinya, angka kemiskinan Indonesia mencapai 10,14 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono menyatakan terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk menurunkan angka kemiskinan. Pertama ialah pengendalian harga.

BACA JUGA: Pemerintah Klaim Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan

Kedua, perlindungan sosial bagi kelompok rentan. Ketiga, hal yang tak kalah penting ialah meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai stimulus.

Margo menegaskan program bantuan sosial atau bansos harus dipastikan tepat sasaran kepada orang yang sudah ditargetkan. Pemanfaatannya pun harus tepat, sehingga pemberian bansos akan berimbas pada penurunan angka kemiskinan.

BACA JUGA: BPS Catat Deflasi Juni 2021, Ternyata Komoditas Ini Penyebabnya...

"Harapan kami agar nantinya mereka yang terpilih sebagai sampel otomatis pengeluarannya bisa lebih tinggi dan bisa keluar dari garis kemiskinan karena telah mendapatkan bantuan sosial yang dimanfaatkan secara tepat," ujarnya di Jakarta, Senin (19/7).

Birokrat asal Blitar, Jawa Timur, itu menjelaskan garis kemiskinan nasional per kapita sebesar Rp 472.535. Artinya, pengeluaran per kapita di bawah angka itu dikategorikan miskin.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Ungkap Data Jumlah Orang Kehilangan Pekerjaan, Miskin, Kelaparan

Namun, garis kemiskinan di tiap-tiap provinsi berbeda-beda. Sebab, hal itu tergantung pada pola konsumsi dan harga di masing-masing provinsi. 

Dia mencontohkan garis kemiskinan di Bangka Belitung sebesar Rp 3,4 juta per rumah tangga per bulan. Adapun di Sulawesi Barat, garis kemiskinannya Rp 1,9 juta per rumah tangga per bulan.

Akan tetapi, Margo mendorong pemerintah fokus pada upaya menurunkan angka kemiskinan di Jawa. Alasannya, meski angka kemiskinan di Jawa rendah, namun jumlahnya sangat banyak karena populasinya besar.

Sebagai contoh ialah di Jawa Timur yang memiliki 4,5 juta penduduk miskin, diikuti Jawa Barat (4,2 juta) dan Jawa Tengah (4,1 juta).

"Jadi, kalau ingin mengurangi jumlah kemiskinan secara nasional, fokus penanganannya di Jawa karena jumlahnya sangat besar," kata Margo.(esy/jpnn)

 

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berdialog dengan Anak Pemulung, Menteri Risma: Kamu Mau Jadi Presiden?


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler