Brazil Beri Lampu Hijau untuk Vaksin Rusia

Sabtu, 05 Juni 2021 – 23:39 WIB
Vaksinasi COVID-19. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BRASILIA - Badan pengatur kesehatan Brazil, Anvisa, pada Jumat (4/6) memberikan izin bagi negara-negara bagian di negara itu untuk mengimpor vaksin COVID-19 Rusia Sputnik V, namun dengan menyertakan syarat.

Dewan Anvisa, melalui hasil pemungutan suara 4-1 setelah melakukan musyawarah selama tujuh jam, setuju untuk mengeluarkan izin bersyarat.

BACA JUGA: Ketua DPD RI Apresiasi Layanan Vaksin Covid-19 untuk Difabel di Solo

Persetujuan itu merupakan tindak lanjut dari rekomendasi yang disampaikan staf teknis sebelumnya pada hari yang sama.

Anvisa juga menyetujui, lagi-lagi dengan syarat, penggunaan vaksin Covaxin yang dibuat oleh Bharat Biotech, perusahaan swasta yang berbasis di Kota Hyderabad, India.

BACA JUGA: Satgas Covid-19: Vaksin untuk Penyandang Disabilitas Adalah Wujud Keadilan

"Sputnik V akan tiba di Brazil pada Juli," demikian cuitan Kirill Dmitriev, kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), lembaga yang memasarkan vaksin Sputnik V di luar negeri.

Dalam cuitan menyangkut Sputnik V, Brazil disebut menjadi negara ke-67 yang mengesahkan vaksin tersebut.

BACA JUGA: Kelebihan Vaksin, Amerika Siap Bagikan 25 Juta Dosis kepada Dunia

Sebelumnya pada Jumat, staf teknis Anvisa merekomendasikan agar penggunaan Sputnik V disetujui --namun pada kondisi-kondisi tertentu, seperti hanya diberikan pada orang dewasa yang sehat.

Lampu hijau itu muncul setelah Anvisa pada akhir April menolak impor vaksin Sputnik V seperti yang diminta oleh gubernur negara-negara bagian yang sangat ingin mendapatkan pasokan vaksin.

Pemerintah negara-negara bagian pada awalnya menginginkan persediaan 37 juta dosis vaksin.

Institut Gamaleya Moskow dan RDIF mengatakan Sputnik V 97,6 persen efektif melawan COVID-19 dalam penilaian "sebenarnya" berdasarkan data dari 3,8 juta orang.

Program vaksinasi di Brazil telah terganggu oleh penundaan dan kegagalan mengamankan pengadaan vaksin hingga membuat negara itu menjadi salah satu titik panas COVID-19 yang paling banyak menelan korban jiwa di dunia tahun ini.

Keadaan itu juga menyebabkan sistem kesehatan nasional jatuh ke ambang kehancuran.

Brazil sejauh ini sudah memvaksinasi 47,6 juta orang dengan dosis pertama. Jumlah itu setara dengan 22,6 persen dari keseluruhan penduduk. Untuk dosis kedua, sejauh ini baru 22,7 juta --atau 10 persen dari populasi-- yang sudah mendapatkannya.

Sejak pandemi mulai muncul, Brazil telah mencatat 16,84 juta kasus virus corona yang dikonfirmasi dan lebih dari 470.000 kematian.

Angka harian kematian akibat COVID-19 telah menurun dari puncak gelombang kedua pada April, namun masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan catatan terburuk pada 2020. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler