BRG dan Yayasan Kitong Bisa Terus Mengembangkan Masyarakat Papua

Jumat, 20 November 2020 – 22:25 WIB
Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dipimpin Nazir Foead mengandeng Yayasan Kitong Bisa untuk mengembangkan abon ikan dari masyarakat asli Papua di Kabupaten Merauke. Foto: Dok Pri

jpnn.com, MERAUKE - Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dipimpin Nazir Foead mengandeng Yayasan Kitong Bisa untuk mengembangkan abon ikan dari masyarakat asli Papua di Kabupaten Merauke.

Hal itu ditandani dengan kunjungan Kepala BRG Nazir Foead  ke Kampung Pachas, Distrik Muting, Merauke, Papua, Selasa (17/11).

BACA JUGA: Seru, Billy Ajak Menteri Suharso Joget Tarian Papua Bersama

Nazir mengatakan, masyarakat perlu menjaga keharmonisan antara manusia dan alam di Papua.

Dia menambahkan, BRG tetap mendorong pengembangan sumber daya manusia di kawasan gambut.

BACA JUGA: Billy Mambrasar: Omnibus Law Meningkatkan Kesempatan Kerja di Indonesia

“Memberikan bantuan revitalisasi ekonomi merupakan insentif bagi masyarakat dalam menjaga dan mengelola lahan gambut secara berkelanjutan,” ujarnya.

Dia menambahkan, ekosistem gambut di Papua masih sangat luas sehingga harus terus dijaga.

Oleh karena itu, pemerintah tetap berupaya maksimal, agar masyarakat terus mendapatkan manfaat dari ekosistem gambut.

Nazir menambahkan, sampai 2020, BRG telah memberikan 69 paket Revitalisasi Ekonomi di Papua.

Sembilan paket melalui skema penugasan di Kabupaten Merauke dan 60 paket melalui skema tugas pembantuan.

Adapun jenis kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat di Provinsi Papua berupa budi daya tanaman sagu, penanaman padi, pelatihan pembuatan abon ikan, pengadaan alat tangkap ikan ramah lingkungan, dan peternakan babi.

“Untuk pengembangan kapasitas dan peningkatan kemampuan masyarakat, saat ini program Desa Peduli Gambut (DPG) dilaksanakan pada 12 desa dan 10 mini demplot (kebun percontohan),” ujarnya.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar mengapresiasi program tersebut.

Menurut dia, program itu tidak hanya berhasil mendampingi masyarakat mengembangkan product, tetapi juga memasarkan abon ikan yang diolah warga suku Marind di Kampung Pachas.

Billy sangat menekankan pentingnya membuka akses pasar sebelum produksi dijalankan sehingga sudah ada jaminan serapan pasar.

Dia menjelaskan, abon ikan yang diproduksi masyarakat Kampung Pachas akan diserap oleh pasar di Surabaya.

“Merupakan langkah yang tepat bahwa bukan hanya mendampingi memberikan pelatihan, tetapi masyarakat juga dibantu dalam hal pemasaran dan ini di harapkan berjalan sesuai apa yang impikan masayarakat,” ujarnya.

Adapun BRG akan bekerja sama dengan Yayasan Kitong Bisa yang berfokus pada pengembangan SDM anak muda Papua pada 2020.

Mereka akan membantu mengembangkan kapasitas masyarakat dalam mengolah sumber daya perikanan, mulai proses produksi abon ikan, sertifikasi, hingga pemasaran. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler