BRI Beberkan Kunci Keberhasilan dalam Bisnis UMKM, Catat Nih!

Sabtu, 15 Mei 2021 – 09:22 WIB
Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto menyatakan tata kelola bisnis (good corporate governance) yang baik menjadi kunci bagi setiap pelaku usaha, agar dapat berkembang

jpnn.com, JAKARTA - Tata kelola bisnis (good corporate governance) yang baik menjadi kunci bagi setiap pelaku usaha, agar dapat berkembang dan bertahan lama.

Menurut Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto menyatakan rumus ini berlaku baik untuk pelaku usaha yang sudah lama berkecimpung di dunia usaha, maupun pebisnis baru dari berbagai segmen.

BACA JUGA: Direksi BRI Blusukan Tinjau Layanan Terbatas Libur Lebaran

Menurutnya, tata kelola yang baik akan mendorong seorang pengusaha untuk dapat mempertanggungjawabkan usahanya secara jelas.

Pertanggungjawaban yang transparan menjadi salah satu fondasi agar sebuah usaha bisa tumbuh berkelanjutan. Pengembangan bisnis, kata Solichin harus dilandasi oleh integritas dan profesionalitas.

BACA JUGA: BRI Buka Layanan Terbatas selama Libur Lebaran 2021

“Kepatuhan itu—bahasa kerennya kan good corporate governance—jangan diterjemahkan menjadi sesuatu yang kelihatannya canggih, advance, ataupun kompleks. Sederhananya, salah satu unsur dari kepatuhan itu adalah integritas,” ujar Solichin pada acara BRI Cuap-cuap Cuan Berkah.

Dia menjelaskan apabila pelaku usaha menjalankan integritas, maka sekecil apapun usaha tapi bila diawali dengan integritas, ketulusan, professional, maka bisnis masih akan tumbuh dengan baik dan ujungnya adalah adanya kepercayaan dari pelanggan.

BACA JUGA: BRI Gandeng UMKMLab Menggelar Gebyar Website Gratis

“Jadi dalam skala kecil, kenapa sih kita harus kelola (bisnis) dengan baik? Supaya trust konsumen itu terbangun,” imbuhnya.

Solichin mengatakan, penerapan prinsip bisnis yang baik sebenarnya mudah dilakukan sejak awal usaha berdiri.

Syaratnya, kata dia, pelaku usaha harus sudah tahu dulu apa sasaran usahanya.

"Setelah mengetahui tujuan pasar dari bisnisnya, pelaku usaha bisa membuat program untuk mengembangkan perniagaan," bebernya.

Solichin menyebutkan memulai usaha, risiko sekecil apapun pasti dihadapi pelaku bisnis. Akan tetapi, menurutnya, hal tersebut jangan sampai menghalangi pelaku bisnis untuk tetap memulai usaha.

Solichin menilai tata cara pengelolaan risiko yang baik bisa dimiliki pebisnis seiring berjalannya waktu.

"Karena itu, pelaku usaha disarankan tetap semangat dan konsisten menjalani bisnisnya meski kegagalan dan risiko terus membayangi," katanya.

Kendati demikian kegagalan yang diperoleh dari pengalaman merupakan bekal untuk prinsip mitigasi risiko yang baik sedikit demi sedikit.

"Pada akhirnya, akan muncul usaha yang berhasil dan memiliki daya tahan terhadap rintangan," ujarnya.

Solichin mengungkapkan, di era digital saat ini pelaku usaha harus memiliki kemampuan mengembangkan jaringan (networking) yang besar.

Kemampuan ini bisa diperoleh melalui optimalisasi kanal media sosial seperti Whatsapp, Instagram, dan Facebook untuk memperluas pemasaran seseorang.

“Secara umum saya lihat implementasi manajemen kepatuhan pada pelaku UMKM sudah banyak yang berjalan baik seperti nilai kekayaan sosial maupun beberapa nilai inti kebangsaan, Pancasila. Jadi saya melihatnya, asal kita mengimplementasikannya dengan baik dan konsisten pasti jalannya usaha akan bagus,” ujarnya.

Dia juga menambahkan jika merunut adanya kegagalan beberapa pelaku UMKM, umumnya berakar pada masalah ketidakjujuran. Kemudian berujung pada hilangnya kepercayaan konsumen.

"Jadi awalnya dia bagus, terus melakukan trik bisnis yang tidak fair. Jadi Saya melihat, sepanjang UMKM itu konsisten dalam menerapkan nilai-nilai baik dari bangsa kita (jujur, gotong royong) maka usahanya pasti akan bagus dan sustain,” tambah A. Solichin Lutfiyanto. (jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler