jpnn.com, JAKARTA - Transformasi digital menjadi salah satu fokus utama BRI untuk menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Adapun program itu mengacu pada blueprint BRIVolution 2.0.
BACA JUGA: Nasabah BRI Pengguna BRImo dapat Mobil Listrik Premium, Mau Juga? Begini Caranya
Executive Vice President Application Management & Operation BRI I Nyoman Sugiri Yasa optimistis transformasi digital membuat BRI lebih efisien dalam menjalankan operasional bisnis.
Menurutnya, BRI dapat menjadi salah satu perusahaan perbankan yang punya daya saing kuat di masa depan.
BACA JUGA: 3 Strategi BRI dalam Menjamin Keamanan Data Nasabah
Nyoman membeberkan masifnya digitalisasi di dunia perbankan membuat BRI makin terpacu untuk menghadirkan layanan digital terbaik bagi nasabah.
"Semangat transformasi digital ini yang terus dikomunikasikan kepada Insan BRILian (Pekerja) BRI," ujar Nyoman.
BACA JUGA: BRI Bidik QRIS Jadi Pemacu Transaksi Jual Beli di Indonesia
BRI, kata dia, juga mengutamakan user experience terbaik untuk memenangkan kompetisi pasar, karena fokus pada segmen UMKM, khususnya mikro.
“Oleh karena itu digital lah yang bisa menjadi jawaban bagaimana kita bisa provide layanan yang mudah, murah, cepat,” ujarnya.
Lanskap digital, KATA Nyoman, perlu diimbangi dengan journey yang jelas, selama beberapa tahun ke belakang.
BRI pun terus berupaya untuk merangkai journey yang optimal bagi nasabah dalam mengakses layanan digital melalui berbagai produk.
Selain itu, BRI juga menempatkan nasabah sebagai unsur penting.
BRI menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan bisnis proses, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja yang memadukan digital capabilities, physical network serta layanan financial advisor.
"Harmonisasi ketiganya kami yakini mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien dan terintegrasi sesuai journey customer dan masyarakat Indonesia," tegasnya.
BRI memiliki BRISPOT yang dapat memangkas waktu pengajuan kredit dari dua minggu menjadi satu hari.
Lalu, layanan digital banking BRImo dengan lebih dari 100 fitur andalan bagi 16,1 juta users, serta BRIAPI yang telah mengakomodasi lebih dari 475 partners layanan. Produk-produk tersebut diyakini membawa dampak besar bagi nasabah dalam mengakses layanan keuangan.
Melalui transformasi tersebut, sebanyak 95 persen transaksi dan layanan di BRI sudah terdigitalisasi.
"Sisanya, masih mempertahankan layanan di branch offices. Transaksi yang ditempuh nasabah di branch offices didominasi oleh transaksi dengan nominal besar serta membutuhkan advisory dari BRI," beber Nyoman.
Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha menyatakan perseroan terus melakukan transformasi dengan menempatkan nasabah sebagai aspek penting.
Sebab, ada perubahan perilaku konsumen karena adanya digitalisasi dan teknologi informasi yang berkembang sangat cepat.
BRI menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan bisnis proses, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja yang memadukan digital capabilities, physical network serta layanan financial advisor.
“Harmonisasi ketiganya kami yakini mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien dan terintegrasi sesuai journey customer dan masyarakat Indonesia. Hal ini senada dengan komitmen BRI untuk menyediakan layanan perbankan yang cepat, mudah dan aman bagi masyarakat”, kata Arga.
Keberhasilan Transformasi
Pengamat Perbankan Rico Usthavia Frans menyebut perjalanan transformasi digital BRI dilakukan dengan baik secara bertahap. Dirinya mengapresiasi perjalanan transformasi digital BRI yang berjalan mulus meski diterpa berbagai tantangan.
“Digital leadership dan digital culture ini sangat diperlukan ubah mengubah paradigma. Dan ini yang telah dilakukan BRI dari atas (leader) dan dikomunikasikan ke bawah, dua-duanya (Digital leadership dan digital) harus dikembangkan bersama,” terang Rico.
Keberhasilan BRI berimplikasi positif terhadap kinerja keuangan BRI.
Bank komersial tertua di Indonesia tersebut mencatatkan laba bersih Rp 12,22 triliun atau tumbuh 78,13 persen Year on Year (YoY) pada kuartal I-2022. Adapun pertumbuhan aset BRI mencapai 8,99 persen yoy menjadi Rp 1.650,28 triliun per akhir Maret 2022.
BRI terus mempertajam fokus pada sektor UMKM sebagai backbone perusahaan.
Hal ini dapat dilihat dari proporsi kredit UMKM yang terus beranjak naik menjadi 83,95 persen pada kuartal I-2022. Adapun total penyaluran kredit BRI pun tumbuh 7,43 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun. Persentase pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan industri perbankan nasional yang sebesar 6,65 persen. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Hadirkan Pesta Rakyat Simpedes 2022 untuk UMKM
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul