jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso berkomitmen memperkuat aspek governance dalam memperkuat penerapan prinsip Environmental Social dan Governance (ESG).
Menurutnya, penerapan ESG yang konsisten dan berkala harus dimulai dari concern utama, yakni aspek governance.
BACA JUGA: 10 Ahli Menyaring Produk dalam UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2022
"Prnsip ESG harus dikerjakan secara simultan, dengan governance yang baik kami yakin penerapan ESG dapat terarah dan terukur sehingga mendorong keberlangsungan usaha yang dijalankan," ujar Sunarso, Senin (6/6).
Sunarso menjelaskan aktivitas di kantor BRI selalu mengukur emisi karbon dan komitmen untuk secara gradual menuju zero emisi karbon.
BACA JUGA: Bertemu Ratu Maxima, Menko Airlangga dan Agus Gumiwang Fokus Bahas Digitalisasi UMKM
"Itu yang saya katakan green operation. Jadi, mencakup green asset, green liability dan green operation,” ungkapnya di sela-sela acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
Komitmen Kuat Berkesinambungan
BACA JUGA: BRI Terus Berinovasi untuk Atasi Perubahan Iklim
Adapun hingga kuartal I-2022, tercatat kurang lebih 65,6 persen atau sekitar Rp 639,9 triliun dari total portofolio penyaluran kredit BRI yang mengacu pada penerapan prinsip ESG.
Jumlah itu meningkat 13,4 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu, yaitu sekitar 62,9 persen dari total penyaluran kredit atau senilai Rp564 triliun.
Lebih lanjut, dari total penyaluran kredit BRI yang mengacu pada penerapan prinsip ESG pada kuartal I-2022 tersebut, porsi terbesar diserap oleh sektor UMKM mencapai Rp 568,4 triliun.
Kemudian, disusul oleh sektor pengelolaan lingkungan berkelanjutan terkait sumber daya alam hayati dan tata guna lahan sebesar Rp 45,2 triliun, serta transportasi rendah emisi Rp 14,6 triliun.
Sunarso mengungkapkan sejak 2013 BRI telah menerapkan prinsip-prinsip ESG.
"Pada saat itu perseroan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mempublikasikan sustainability report. Lalu pada 2017, ESG menjadi isu yang dimanifestasikan dalam kebijakan di tataran internal melalui General Sustainable Finance dan CPO Policy," kata Sunarso.
Pada 2017, BRI menjadi First Mover on Sustainable Banking, sedangkan pada tahun berikutnya, perseroan diangkat sebagai ketua Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI).
Berlanjut pada 2019, BRI menerbitkan sustainability bond senilai USD 500 juta dan membuat rencana aksi keuangan berkelanjutan untuk periode tahun 2019-2024.
Selanjutnya, pada 2020 perseroan melakukan kalkulasi emisi dari gas rumah kaca, dilanjutkan 2021 melalui beberapa strategi, seperti mendirikan ekosistem ultra mikro (UMi) dan membentuk secara khusus ESG Desk dan ESG Committee.
Selain itu, BRI juga menerapkan kebijakan pembiayaan sektoral yang mengacu pada mitigasi risiko berdasarkan prinsip ESG.
"Hal ini akan terus ditingkatkan terutama dalam pemberdayaan segmen UMKM sebagai inti bisnis BRI," ucap Sunarso.
BRI juga menetapkan kebijakan ketat berupa larangan pengucuran dana pembiayaan kepada sektor-sektor yang tidak menerapkan prinsip ESG, di antaranya sektor usaha terkait penebangan liar, produksi dan perdagangan narkotika, kerja paksa atau eksploitasi anak dan pencucian uang.
"Untuk sektor komoditas crude palm oil (CPO), perseroan telah menerapkan aturan bahwa nasabah wajib memiliki atau dalam proses sertifikat ISPO atau RSPO," tutup Sunarso. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sediakan 4.000 Paket Sembako Murah, Pertamina Dukung Pasar Rakyat dan UMKM BUMN
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari