jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mensinergikan tiga ekosistem sebagai terobosan untuk mempercepat digitalisasi segmen UMKM agar bertahan dan bisa bangkit di tengah pandemi.
Ketiga ekosistem tersebut yakni ekosistem pasar, ekosistem digital dan ekosistem desa.
BACA JUGA: Direktur BRI: Kami Akan Selalu Ada untuk Para Pelaku UMKM
Dengan memadukan tiga ekosistem tersebut, BRI tengah membangun bisnis sebagai sumber pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan sesuai pengembangan roadmap digital, perseroan bertekad melayani masyarakat sebanyak-banyaknya dengan biaya seefisien mungkin melalui go smaller, go shorter dan go faster.
BACA JUGA: Bantu UMKM Go Digital, Bank BRI Gandeng Google Cloud
“Situasi krisis akibat pandemi corona mendorong kami berinovasi lebih cepat. Kami menyinergikan tiga eksosistem sebagai cara kami mendigitalisasi UMKM agar terus bertumbuh, bangkit dari tekanan dampak corona,” kata Sunarso, dalam Webinar Nasional 'The Future of Digital Banking'," Kamis (23/7).
Dalam sinergi tiga ekosistem tersebut, BRI memberikan edukasi, pendampingan, infrastruktur dan branding serta promosi bagi pelaku usaha. Bentuk-bentuk dukungan tersebut dinilai sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM, selain faktor pembiayaan.
BACA JUGA: Dirut BRI: UMKM Menjaga Pertumbuhan Ekonomi
“Untuk ekosistem pasar misalnya, BRI membantu pasar tradisional dengan memperkenalkan belanja online, baik melalui WhatsApp, website, mobile apps, maupun kerja sama dengan startup. Kami bangun web pasar yang mendukung hasil panen dari desa mengalir ke pasar lalu diserap oleh konsumen melalui belanja online. Jadi kami digitalisasi pasar tradisional,” papar Sunarso.
Bank BRI berkomitmen untuk memperluas kehadiran web pasar sehingga semakin banyak pedagang tradisional yang diberdayakan dan jumlah pasar tradisional yang terdigitalisasi kian bertambah.
Terkait ekosistem digital, BRI telah menggandeng sejumlah perusahaan e-commerce besar dan ride hailing, mulai dari Tokopedia, Grab, Bukalapak, Shopee, Gojek, untuk pembiayaan KUR kepada merchant atau mitra mereka.
Sementara untuk ekosistem desa, Bank BRI mendukung pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan cluster dan produk unggulan serta BUMDES.
“Kami terus melanjutkan tranformasi bisnis, baik aspek digital dan budaya. Digital sudah menjadi DNA Bank BRI. Kami juga telah mengadopsi open banking dan membuka kemungkinan pemanfaatan teknologi blockchain untuk mendukung proses bisnis,” tutur Sunarso.
Berbagai produk dan layanan digital telah dihadirkan oleh Bank BRI, mulai dari BRIspot, Ceria (digital loand dan saving), BRImo hingga web pasar.
Bank BRI juga agresif membangun kerja sama dengan start up fintech seperti Investree, TaniHub, LinkAja, dan memperkuat channeling P2P lending seperti Modalku dan Investree.(IKL/JPNN)
Redaktur & Reporter : Yessy