Bridgestone Sarankan Cek Kembali Kondisi Ban Seusai Diajak Perjalanan Jauh

Rabu, 01 Mei 2024 – 00:10 WIB
Salah satu teknisi sedang mengecek ban pelanggan. ilustrasi. Foto: dok Bridgestone

jpnn.com, JAKARTA - PT Bridgestone Indonesia menyarankan agar para pengguna mobil memeriksa kondisi ban setelah dipakai mudik atau perjalanan jauh.

Hal itu dilakukan untuk memastikan kendaraan khususnya kondisi ban dalam kondisi prima.

BACA JUGA: Bridgestone Indonesia Ekspansi Layanan di Jatiwaringin

“Ban mobil menjadi salah satu faktor penentu keselamatan pengendara bersama penumpang. Setelah perjalanan panjang ban perlu dicek untuk tetap menjaga keselamatan pengendara dan penumpang agar tetap nyaman dikendarai pasca-liburan,” ujar Fisa Rizqiano, Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengecekan ban:

BACA JUGA: Bridgestone Boyong Ecopia EP300 Enliten dan Ban untuk SUV ke IIMS 2024

1. Tekanan angin

Meskipun ban tidak mengalami kejadian yang bisa menurunkan tekanan angin, pada kondisi normal ban angin dapat berkurang secara perlahan melalui pori-pori yang biasa disebut dengan proses ‘osmosis’.

Selain itu, tekanan ban berkurang setelah berkendara karena panas gesekan jalan menghangatkan udara di dalam ban.

BACA JUGA: Bridgestone Merilis Ban Ecopia EP150 Ukuran 12 Inci Untuk Wuling Air Ev

Peningkatan suhu ini menyebabkan udara mengembang sehingga mengurangi tekanan ban. Untuk itu, periksa tekanan angin dan disesuaikan dengan standar.

Waktu terbaik untuk memeriksa tekanan ban adalah ketika ban dalam keadaan dingin. Idealnya tercapai saat kendaraan berada dalam kondisi berhenti selama kurang lebih tiga jam.

Perlu dicatat bahwa tekanan yang berada pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat saja berbeda.

2. Cek fisik ban termasuk keausan telapak

Lakukan pengecekan fisik ban, mulai dari dinding ban (sidewall). Jika tapak ban sudah aus, kendaraan bisa saja tetap tergelincir meski roda sudah terkunci dalam kondisi pengereman hard braking.

Tingkat keausan ban dapat diketahui dengan melihat Tire Wear Indicator (TWI) yang berada pada dinding samping (sidewall) ban.

Jika tapak ban sudah sejajar dengan garis TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yakni 1.6mm, dan sudah memerlukan penggantian ban.

Selain kedalaman tapak, kondisi fisik lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kerusakan ban, seperti retak, benjol, memar maupun adanya paku atau benda asing lain yang menempel pada ban.

Jangan sepelekan tanda-tanda kerusakan tersebut, karena dapat mengakibatkan integritas struktural ban melemah, sehingga lebih mudah pecah atau sobek jika terkena benturan.

3. Spooring

Kondisi jalan yang kurang bagus selama mudik, seperti sering masuk lubang atau membentur sesuatu, terlebih dengan beban maksimum, dapat merubah geometri roda (wheel alignment).

Sebaiknya dilakukan pengecekan roda (spooring) dan disetel ulang ke standad. Setelan roda yang berubah dapat menyebabkan keausan cepat dan tidak teratur.

4. Rotasi

Jika Anda melakukan perjalanan cukup jauh selama mudik, sebaiknya rotasi ban Anda.

Dengan menukar roda dari poros berpenggerak ke poros non-penggerak secara teratur, pengemudi akan mendapatkan pola keausan yang seragam pada semua ban. Kondisi ini akan membantu menjaga traksi dan pengendalian tetap konsisten pada keempat ban.

Selain akan meningkatkan kinerja di tikungan dan pengereman serta menjaga kendaraan Anda lebih aman untuk dikendarai secara keseluruhan. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadir di IIMS 2024, Bridgestone Hadirkan Karya Seni Unik & Promo Menarik


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler