Briptu Joko Dicekoki Air Sabu Sebelum Disiksa

Minggu, 18 November 2012 – 12:04 WIB
PEKANBARU--Sebelum dianiaya hingga nyaris tewas oleh seorang bandar sabu-sabu, ZN bersama beberapa pelaku lainnya beberapa waktu yang lalu, Bripto Joko Bobiyanto (27), anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polresta Pekanbaru terlebih dahulu dicekoki air sisa sabu-sabu oleh para pelaku agar ia over dosis (OD). Hal inilah yang menyebabkan tes urine Joko positif.

"Sewaktu perjalanan dari TKP (tempat kejadian perkara) pertama ke TKP kedua, dia (Joko) dicekoki air sisa sabu. Hasil tesnya positif karena itu. Mereka berencana membuat Joko OD," ujar Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, AKP Arief Fajar Satria SH SIK kepada Riau Pos, Sabtu (17/11) memaparkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya terhadap Joko.

Dijelaskan Arief, dari hasil pengembangan yang dilakukan, Joko tidak masuk dan tidak terlibat di dalam jaringan peredaran sabu-sabu ZN."Hasil pengembangan kita, Joko tidak masuk jaringan mereka. Awal dia kenal ZN dari Deni. Supir mobil pengantar uang, GAS. Joko ini bagian mengawal," ungkapnya.

Sekitar tiga minggu yang lalu, Deni memperkenalkan Joko pada ZN saat mobil yang mereka bawa lewat dan mampir ke rumah ZN."Saat itu pernah singgah ke rumahnya ZN. Disanalah dikenalkan," lanjutnya.

Kecurigaan ZN kepada Joko bermula setelah Joko mampir ke rumahnya, ZN merasa banyak anggota polisi yang datang untuk menggrebek."Habis memakai sabu-sabu, ZN merasa ilusi digrebek. Karena ada mobil dan motor yang datang ke rumahnya,"jelas Arief. ZN menganggap, sejak perkenalannya dengan Joko, banyak hal yang membuatnya tidak nyaman."Mereka mencurigai, ada apa kok setelah Joko datang banyak kejadian," lanjutnya.

ZN yang merasa tidak senang dan curiga lalu mengatur pertemuan dengan Joko. Dimintanyalah Joko datang ke rumahnya."Dipanggillah Joko untuk bertemu. Dia (ZN) mau menanyakan siapa polisi yang ia pikir akan menggrebeknya beberapa waktu sebelumnya. Padahal itu hanya ilusi dia saja," kata Kasat Reskrim.

Joko yang ditanyai oleh ZN tidak mengaku, karena ia memang tidak tahu apa salah yang diperbuatnya."Joko saat ditanya tidak mengaku, mulailah Joko disiksa di sana," jelas Arief lagi. Dikatakannya, meski sudah mengatakan tidak tahu, Joko masih terus disiksa."Sebelum ditembak di kolam setelah disiksa, Joko sempat ngomong sama IR, apa salah aku ?," ucapnya.

Perkembangan penyelidikan terhadap tersangka lain, kata Arief lagi, SP tidak terbukti mengkonsumsi narkotika."SP negatif sabu-sabu. Dia hanya melihat saja. Meski begitu, dia kita kenakan 304 KUHP tentang membiarkan orang yang sedang membutuhkan pertolongan,"  pungkas Kasat Reskrim.

Sementara itu, Polresta Pekanbaru juga masih melakukan pengembangan terhadap kasus narkoba yang melatarbelakangi permasalahan ini. Hal ini disampaikan Kapolresta, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar di tempat terpisah."Jaringan ini terselubung. Keterlibatan oknum polisi lain dan siapa di belakangnya masih kita kembangkan. Tersangka baru belum ada, namun beberapa saksi tetap kita periksa," kata Adang.

Dilanjutkannya, ia akan melakukan tes urine terhadap seluruh anggota polisi yang berada di bawah jajarannya."Akan dilakukan tes urine dalam waktu yang belum ditentukan. Kita perketat pengawasan. Kita tidak akan lindungi anggota yang menyimpang dengan terlibat barkoba. Tidak akan dibela, jika perlu kita perberat hukumannya," tegas Adang.

Saat ditanyakan Riau Pos (Grup JPNN) , mengapa Polresta Pekanbaru belum mengungkap kasus narkoba dalam jumlah besar, Kapolresta menjawab bahwa barang seperti ini memang dijual sedikit-sedikit."Kita bukan tidak mengungkap yang besar, barang seperti ini (narkoba), memang dijual oleh pelaku dalam ukuran yang kecil. Dan pelaku juga cenderung tidak mau buka mulut saat ditanyakan siapa pengedar diatasnya," kata Adang.

Ia mengklaim, pihaknya sudah optimal dalam melakukan pemberantasan, namun memang tidak gampang memberantas peredaran narkoba."Operasi rutin setiap minggu juga kita lakukan. Kita sudah optimal melakukan pemberantasan. Karena memberantas ini memang tidak gampang," ucapnya.

Sementara itu, saat ditanyakan bagaimana dengan tempat hiburan malam yang juga sering jadi tempat peredaran narkoba,  Adang mengatakan ia sudah menurunkan anggota Provos setiap pekannya untuk memantau tempat hiburan."Kita perintahkan memantau tempat hiburan dan kita cek terus. Karena sekecil apapun, narkoba harus diberantas," pungkasnya.(Ali)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Guru Diduga Perkosa Kambing

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler