jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) melakukan pembelian saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang sudah disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tengah fluktuasi harga saham seperti saat ini.
Dalam hal ini perseroan mengikuti anjuran dari OJK dan pemerintah untuk memperbaiki ekonomi.
BACA JUGA: Cegah Penularan Corona, BTN Maksimalkan Pegawai Kerja di Rumah
Kemudian melakukan stabilisasi harga saham dan meningkatkan kepercayaan pasar akan kinerja BTN ke depan dengan cara memberikan insentif variabel dalam bentuk Long Term Incentive (LTI) kepada pengurus bank dan pegawai, di mana dana LTI ini akan digunakan untuk pembelian saham BBTN melalui Pasar Sekunder.
Langkah ini merupakan dukungan perseroan terhadap program pemerintah untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri, khususnya dalam mengatasi kejatuhan harga saham BUMN di market pascaCOVID-19 ditetapkan sebagai pandemic oleh WHO.
BACA JUGA: Hadapi Perlambatan Ekonomi, BTN Ajak Developer Bersinergi Perkuat Sektor Properti
"Pembelian saham juga dimaksudkan untuk memotivasi pegawai dalam mendukung kinerja perusahaan sesuai dengan penilaian tertentu," kata Direktur Finance, Planning and Treasury BTN Nixon LP Napitupulu dalam siaran persnya, Senin (30/3).
Nixon menjelaskan pihaknya telah menyiapkan dana sebesar Rp275 miliar untuk melakukan pembelian saham BBTN.
Perseroan telah menunjuk perusahaan sekuritas sebagai perantara pedagang efek untuk melakukan pembelian saham tersebut.
BACA JUGA: Seperti ini Cara BTN Meminimalisir Dampak Virus Corona
Menurut Nixon, pembelian saham seluruhnya diarahkan pada saham di pasar sekunder untuk program Long Term Incentive (LTI) serta dalam rangka mendorong implementasi Prudential Risk Taking sesuai POJK No.45.
Perseroan telah menyiapkan skenario pembelian saham dengan tiga tahapan pembelian yang akan dimulai pada 2020 sebesar 50 persen dari total anggaran yang disiapkan.
Kemudian dilanjutkan pada 2021 dan 2022 dengan alokasi masing-masing 25 persen dari dana yang disiapkan untuk pembelian saham tersebut.
"Jadi pada 2020 kami sudah siap untuk melakukan pembelian saham dengan alokasi dana sebesar Rp137,5 miliar atau 50 persen dari total anggaran yang disiapkan sebesar Rp275 miliar," tutur Nixon.
Menurut Nixon pembelian saham BBTN tersebut tidak akan mengganggu bisnis perseroan.
Nixon meyakini justru pembelian saham tersebut akan memberikan sentiment positif bagi kinerja perusahaan.
"Karena peruntukannya ditujukan untuk pengurus bank dan pegawai BTN, maka diharapkan bisa mendorong pelaksanaan budaya berbasis kinerja sekaligus meningkatkan nilai kapitalisasi dan stabilisasi harga saham perseroan," tegas Nixon.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy