BTN jadi Penyalur KPR FLPP Tertinggi

Jumat, 25 November 2022 – 03:20 WIB
Bank BTN Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Adi Setianto menuturkan, realisasi penyaluran KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga 18 November 2022 mencapai Rp 21,27 triliun atau sebanyak 191.197 unit.

Bank BTN menjadi penyalur KPR FLPP tertinggi dengan kontribusi lebih dari 53 persen.

BACA JUGA: Kredit Online Melalui BTN Properti Melonjak Sebegini, Wow

Sedangkan posisi kedua tertinggi ditempati BTN Syariah dengan kontribusi sebesar 11,85 persen. Jika kedua data tersebut digabungkan, pangsa pasar BTN di penyaluran FLPP mencapai lebih dari 65 persen.

Sementara itu, realisasi pembiayaan Tapera mencapai Rp 636,7 miliar atau sebanyak 4.256 unit.

BACA JUGA: Ratusan Ulama di Jambi Bakal Ijtimak Dukungan Ganjar Pranowo jadi Capres 2024

Dari jumlah tersebut, BTN menjadi penopang utama dengan menyalurkan pembiayaan Tapera sebanyak 3.093 unit rumah, atau lebih dari 72%.

“Kami berharap bank lain ikut meningkatkan lagi kontribusi dan perannya dalam penyaluran program KPR untuk rakyat, baik dalam bentuk penyaluran dana Tapera ataupun FLPP. Tanpa partisipasi aktif perbankan, kita akan sulit menekan angka backlog perumahan sebagaimana amanat pemerintah,” ujar Adi dalam acara Media Gathering di Bandung, Kamis (24/11).

BACA JUGA: LPEI Salurkan Bantuan Bencana Gempa di Cianjur

Adi mengungkapkan, salah satu yang akan menjadi fokus BP Tapera untuk mengurangi backlog perumahan dengan menyalurkan pembiayaan perumahan ke pekerja sektor informal.

Namun, ada beberapa tantangan yang menjadi pekerjaan rumah dalam menangani pekerja informal di antaranya, pekerja informal tidak memiliki catatan keuangan yang lengkap dan sulit diverifikasi.

Kemudian pekerja informal juga memiliki keterbatasan kapasitas menabung karena penghasilan yang diperoleh umumnya habis untuk kebutuhan sehari-hari serta pekerja Informal belum sepenuhnya affordable terhadap program perumahan.

Adi mengungkapkan, tantangan berikutnya yakni dari sisi produk belum ada program pembiayaan perumahan yang spesifik untuk pekerja informal.

“Sedangkan tantangan dari sisi ekosistem pembiayaan perumahan belum tersedia data yang terintegrasi untuk segmen pekerja informal dan mayoritas segmen ini berada di perdesaan yang relatif sulit terjangkau,” tegas Adi.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler