jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi memprediksi PDI Perjuangan tidak akan memaksakan mengusung trah Soekarno di Pilpres 2024, seperti yang dilakukan di Pilpres 2014 dan 2019 mengusung Joko Widodo.
Ari mengemukakan pandangannya, saat ditanya sejauh mana partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bakal mengusung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Pilpres 2024.
BACA JUGA: Anies Bakal Bersaing dengan Ganjar, Risma dan Ridwan Kamil di Pilpres 2024
"Saya kira PDIP akan berpikir taktis dan strategis dengan tidak memaksakan sosok yang berdarah Soekarno menjadi calon presiden," ujar Ari kepada jpnn.com, Jumat (17/1)
Pembimbing program doktoral di Universitas Padjajaran ini kemudian memaparkan pola perekturan yang telah dijalankan PDIP selama ini. Baik itu dalam menjaring calon presiden maupun calon kepala daerah yang diusung.
BACA JUGA: Respons Risma untuk Pujian dari Bu Mega
"Polanya bisa dilihat dari langkah PDIP merekrut calon kepala daerah dan capres, PDIP pasti akan mengorbitkan kepala daerah yang berhasil," ucapnya.
Artinya, kata Ari lebih lanjut, ada jenjang rekrutment yang jelas dan terpola yang dianut PDIP. Misalnya, Jokowi yang berhasil di Solo, diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, lalu diusung menjadi capres.
BACA JUGA: Wanita Sangat Tegas Dari Pulau Jawa Akan Segera Memimpin Jakarta, Bu Risma?
"Contoh lain, Nurdin Abdullah sukses di Kabupaten Bantaeng. Keberhasilan Nurdin membuatnya diusung ke pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan dan terpilih," katanya.
Ari kemudian menyebut sejumlah nama kepala daerah yang sebelumnya diusung PDIP, berpeluang diusung di pilpres mendatang.
"Ada nama Ganjar Pranowo (Jateng), Tri Rismaharini (Surabaya), Nurdin Abdullah (Sulsel), Matias Mairuma (Kaimana) dan Abdullah Azwar Anas (Banyuwangi)," pungkas Ari.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang