jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akrab dipanggil Bu Risma melakukan sujud dua kali sembari menangis, saat audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur terkait penanganan COVID-19, Senin (29/6).
Di tengah beratnya beban Bu Risma menangani pandemic COVID-19, sebenarnya juga ada kabar gembira.
BACA JUGA: Mengapa Bu Risma Menangis Lagi? Bagaimana Hubungannya dengan Pemprov Jatim?
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Jatim, menyebut angka kesembuhan pasien secara kumulatif hingga Senin kemarin sudah mencapai 2.238 orang.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita, di Surabaya, Senin, mengatakan angka tersebut bergerak setiap harinya mengingat jumlah pasien yang dinyatakan sembuh terus bertambah.
BACA JUGA: Bu Risma Menangis Lalu Sebut Dirinya Goblok, Pakar Politik: Tak Cocok di Jakarta
"Pasien yang sembuh kebanyakan dirawat di Asrama Haji. Selain itu juga pasien rawat jalan atau isolasi mandiri di rumah maupun yang rawat inap di rumah sakit," katanya.
Febria mencontohkan pasien sembuh dalam satu hari pada Minggu (28/6) berjumlah 120 orang.
BACA JUGA: Baim Wong: Satu Persen pun Gue Enggak Ada Pemikiran ke Sana
Terdiri dari lima orang pasien rawat jalan isolasi mandiri, rawat inap rumah sakit 24 orang dan di Asrama Haji sebanyak 91 orang.
Sehingga, lanjut dia, secara kumulatif pasien COVID-19 di Surabaya mencapai 2.238 orang.
"Tren kesembuhan pasien COVID-19 terus meningkat," ujarnya.
Untuk itu, Febria meminta kepada warga Surabaya terutama bagi pasien yang dinyatakan sembuh untuk tidak melepas atau mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Menurut dia, saat ini yang menjadi garda terdepan pemutusan penyebaran pandemi COVID-19 adalah masyarakat itu sendiri.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya berulang kali menegaskan bahwa saat ini yang utama adalah patuh pada protokol kesehatan itu sendiri.
"Masker jangan sampai dilepas, jaga jarak itu sangat penting. Cuci tangan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," ujarnya. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Soetomo