jpnn.com - jpnn.com - Pilkada Kalimantan Timur untuk memilih gubernur-wakil gubernur akan dilgelar 2018 mendatang.
Namun, saat ini nama-nama yang bakal diusung sebagai kandidat sudah mulai bermunculan. Ada yang terang-terangan menyatakan siap maju, ada pula yang masih malu-malu.
BACA JUGA: Anies: Akses Pendidikan Solusi Kesenjangan Ekonomi
Setidaknya ada dua nama yang ramai dibicarakan. Yakni Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari dan Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar.
Kedua kepala daerah ini memang aktif “mempromosikan” diri. Ini bisa dilihat di banyak acara. Masing-masing begitu sering tampil.
BACA JUGA: Anies Bakal Berupaya Hentikan Pencemaran Teluk Jakarta
Mulai hanya hadir sebagai undangan, membuka acara seremonial hingga menjadi pembicara seminar.
Semula, baik Rita dan Yusran kerap diposisikan sebagai calon gubernur. Tapi belakangan muncul spekulasi yang menginginkan keduanya tampil bersama dalam satu paket. Lalu siapa yang bakal nomor satu, dan siapa yang mengisi posisi nomor dua?
BACA JUGA: Sandi Janji Tak Akan Usik PKL
“Itu soal nanti. Tergantung bagaimana kompromi politiknya. Intinya, kedua tokoh ini sayang kalau saling mengalahkan. Karena masing-masing memiliki potensi dan kapasitas. Jadi idealnya memang harus disatukan, sehingga Kaltim menjadi hebat dan dahsyat,” beber Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) PPU Abdul Wahab.
“Ini bukan pendapat saya pribadi. Banyak suara arus bawah yang saya tangkap, juga menginginkan hal serupa,” sambungnya, seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).
Da yakin, ketika Yusran dan Rita diduetkan, peluang meraih kemenangan itu sangat besar. “Ada banyak kesamaan antara Rita dan Yusran. Dan kalaupun terdapat perbedaan, sejatinya itu merupakan kekuatan hebat ketika disatukan. Dengan kata lain, Yusran dan Rita adalah senyawa. Silakan cek sendiri di kamus, apa itu senyawa,” ungkapnya.
Menurutnya, Rita dan Yusran adalah figur yang terlanjur memiliki “modal” besar untuk memimpin Kaltim.
Keduanya sama-sama sebagai bupati sukses. Di bawah kendalinya, Kukar dan PPU menjadi kabupaten berkembang pesat.
Ini karena keduanya memiliki visi membangun yang logis, jelas, dan terukur. Sudah banyak ide dan inovasi tercipta yang diganjar dengan penghargaan, baik tingkat nasional dan internasional.
Intelektualitas keduanya juga tak perlu diragukan. Rita alumnus kampus luar negeri, sementara Yusran lulusan terbaik di APDN.
“Ini juga kombinasi yang pas,” katanya. Modal lain yang tak kalah garang adalah kekuatan politik. Keduanya saat ini tercatat sebagai ketua partai besar.
Rita adalah ketua DPD Golkar Kaltim dan Yusran adalah ketua DPD Gerindra Kaltim. Secara elektoral, kedua partai ini juga sangat dominan di parlemen.
Golkar punya 12 kursi di DPRD Kaltim, dan Gerindra dapat jatah enam kursi. Itu belum termasuk sebaran wakil rakyat di DPRD kabupaten/kota yang memiliki unsur pimpinan di hampir semua daerah.
“Memang tidak ada jaminan penguasaan parlemen bisa memenangkan pilkada. Tapi jika seluruh kekuatan mesin partai bergerak, bukan mustahil bisa jadi pemenang,” jelas Wahab.
“Bu Rita dan Pak Yusran juga ikon perpaduan yang cocok. Laki-laki dan perempuan. Yang satu masih muda dan agresif, yang satu lagi tokoh tua sarat pengalaman,” imbuhnya.
Berangkat dari kesamaan itu, Wahab pun optimistis, peluang kedua tokoh ini berdampingan mungkin saja terjadi.
Memang, terang dia, belum ada pernyataan resmi dari yang bersangkutan. Tapi setidaknya sinyal ke arah sana pernah ada.
Saat melantik pengurus DPD Golkar di PPU dan Paser, Rita tak sungkan memuji Yusran sebagai bupati dan tokoh politik yang berhasil.
Rita juga tak menampik jika Yusran salah satu figur yang cocok jadi pasangannya. Lantas bagaimana dengan Yusran? Setali tiga uang dengan Rita, Yusran pun berpandangan sama.
“Dalam politik apapun bisa terjadi. Kalau memang saya berjodoh dengan Bu Rita, kenapa tidak (untuk maju bersama). Yang penting tujuannya sama, untuk memajukan Kaltim. Karena saya hanya ingin mengabdikan sisa umur untuk Kaltim,” tegasnya. (ind/riz/k9)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Pilih Santai Tanggapi Beragam Hasil Survei
Redaktur & Reporter : Soetomo