Bu Tiwi Wanita Tergemuk di Kalteng, Bobotnya 350 Kg

Selasa, 08 Januari 2019 – 07:28 WIB
OBESITAS: Tiwi Wati memperlihatkan foto dirinya saat masih langsing.(DODI/RADAR PALANGKA) Tiwi Wati memperlihatkan foto dirinya saat masih langsing. Foto: Dodi/Radar Palangka/JPNN

jpnn.com, PALANGKA RAYA - Kehidupan Tiwi Wati (37) berubah drastis beberapa tahun belakangan. Dia harus menghabiskan hari-harinya di rumah karena berat badannya terus bertambah.

Saat ini wanita asal Kalimantan Tengah itu memiliki bobot 350 kilogram. Tiwi pun menjadi wanita dengan berat badan terbanyak di Kalteng.

BACA JUGA: Ada 10 PNS tak Akan Lagi Menerima Gaji

Dia sebenarnya sempat memiliki berat badan ideal ketika usianya menginjak 27 tahun.

Namun, badannya terus membesar. Pada 2013 lalu, berat badan Tiwi mencapai 167 kilogram.

BACA JUGA: Istri Selalu Beralasan Menstruasi saat Diajak Hohohihi

Kondisi itu membuat Tiwi tidak lagi bisa berjalan. Sudah enam tahun terakhir dia hanya tengkurap.

Dia sesekali berbaring ke kiri dan kanan. Seluruh aktivitasnya dihabiskan di satu tempat, baik mandi, tidur, makan, minum, dan bercengkerama.

BACA JUGA: Pasangan Tepergok Berduaan di Rumah Kosong Tanpa Celana

“Hanya sesekali tidur. Itu pun tak lama. Kini mungkin berat badan saya lebih dari 350 kilo dan tidak pernah timbang badan. Saya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk mengatasi hal ini,” tutur Tiwi, Minggu (6/1).

Wanita yang memiliki anak bernama Herlina itu berharap berat badannya kembali seperti semula agar dia bisa berjalan.

”Dulu enggak seperti ini. Sejak umur 29 sudah mulai gemuk,” kata wanita yang karib disapa Mama Gendut itu.

Dia mengaku tidak mengetahui penyebab berat badannya terus membengkak.

Namun, dahulu dia sering ngemil gorengan, sedikit makan nasi kurang, dan kerap minum es.

Dia akhirnya mengurangi kebiasaan itu agar berat badannya tidak semakin bertambah.

Tiwi juga pernah mengonsumsi herbal. Dia biasa membeli herbal itu dua kali dalam sebulan.

“Kini cepat lelah. Bangun tidur napas sesak dan terasa ngilu di kaki dan tangan. Rebahan tidak bisa lama juga. Biasanya harus tengkurap,” ujar Tiwi.

Istri Edi (52) itu mengaku tidak pernah memeriksakan diri ke dokter.

Dia mengaku selalu menuruti nasihat suaminya untuk mengambil hikmah dan mensyukuri keadaan.

“Ini sudah nasib keluarga kami. Dulu pernah minder. Sekarang sudah menerima dengan ketulusan,” kata Tiwi.

Sementara itu, Herlina berharap pemerintah serta para dermawan bisa mengulurkan bantuan untuk mengembalikan kondisi ibunya.

”Kami pasrah dengan kondisi perekonomian kami yang tidak mampu untuk melakukan pengobatan ibu,” kata Herlina. (dodi/ign/prokal/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yang Sabar Ibu-ibu, Harga Sembako Naik Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler