jpnn.com, LAMPUNG - Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti memperoleh kesempatan membuat kain tapis ketika bertandang ke Desa Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Selasa (9/1).
Eks wartawan itu lantas memperoleh poin sempurna yakni 100 dari perajin lokal setelah mencoba membuat tenun kain tapis.
BACA JUGA: Siti Atikoh Datang, Relawan Wanita Tani Dideklarasikan agar Ganjar-Mahfud Menang
Adapun Atikoh Ganjar hadir di Desa Negeri Katon untuk menemui para warga dan pembuat kain tapis demi melaksanakan dialog.
Kehadirannya pun disambut meriah para warga di lokasi. Masyarakat tampak berebut menyalami ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu.
BACA JUGA: Alam Hadiri Talkshow dan Peluncuran Buku Ganjar di Mata Milenial
Adapun, Desa Negeri Katon merupakan desa yang memiliki nilai adat istiadat yang sangat kental dan memiliki sentra kerajinan kain tapis asli Lampung.
Atikoh kemudian mencoba menyulam benang untuk dijadikan kain tapis sembari dibimbing warga lokal.
BACA JUGA: Bergerak Swadaya, Nelayan Cilacap Beramai-ramai Bikin Kaus Ganjar-Mahfud
"Nilainya berapa?" tanya Atikoh kepada ibu pendamping.
Sang ibu yang belakangan diketahui bernama Rohailawati tampak gesit menjawab dan memberi nilai sempurna bagi Atikoh.
"100," jawab ibu berusia 72 itu.
Beberapa perajin juga sempat melontarkan pujian kepada Atikoh Ganjar.
"Ibu Atikoh cantik," ucap ibu lainnya.
Setelah menyulam, Atikoh kemudian melihat Galeri Tapis yang lokasinya berada di atas bangunan tempat para pengrajin menenun.
Dia berbincang dengan desainer Tapis bernama Haris dengan yang menyebut tenun asli Desa Negeri Katon sudah mendunia.
"Tenun ini sudah mendunia. Kita waktu itu di New York Fashion Week," ungkap Haris.
Selain di Amerika Serikat, kata Haris, kain Tapis juga sudah dijajakan di benua Eropa hingga jazirah Arab, di antaranya Belanda dan Dubai.
"Netherland, itu di Bandara Netherland, dan museum tekstil Netherland sama di Dubai yang sudah ada pasarnya," sambung Haris.
Untuk bisa mengerjakan sebuah kain Tapis berkualitas, Haris mengatakan perlu waktu yang cukup lama.
"Pengerjaan tenunnya cuma satu minggu, cuma yang lamanya itu dari sisi pewarnaan benangnya karena dari pewarna alami," bebernya.
Namun, kerajinan tangan ini berbuah manis tatkala harga sebuah kain Tapis di pasar internasional dihargai tinggi.
"Untuk harga paling murahnya Rp3,5 juta sampai di angkat Rp7,5 juta," tutup Haris. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Aristo Setiawan