Buat Penyebar Hoaks Vaksin Anak, Ada Peringatan nih dari Satgas Covid-19!

Kamis, 23 Desember 2021 – 22:40 WIB
Satgas Covid-19 geber vaksinasi anak usia 6-11 Tahun. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengharapkan orang tua untuk tidak terpengaruh berita bohong atau hoaks mengenai vaksin anak 6-11 tahun.

Satgas juga meminta penyebar hoaks berhenti melakukan aksinya sebelum terjerat hukum.

BACA JUGA: Nikita Mirzani: Laki mah, Gampang sih, Tinggal Telepon

"Mohon siapa pun untuk tidak membuat konten informasi yang salah dan tidak berbasis fakta, serta data ilmiah dari sumber terpercaya," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito melalui akun Sekretariat Presiden di YouTube, Kamis (33/12).

Wiku juga mendorong masyarakat untuk cerdas dengan tidak menyebarluaskan berita bohong atau hoaks.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Siapkan Vaksin Merah Putih Jadi Booster Tahun Depan

Seperti video hoaks terkait vaksin anak 6-11 tahun, yang menyatakan anak-anak dimanfaatkan sebagai kelinci percobaan vaksin.

Wiku menegaskan video itu hoaks. Dia menyarankan masyarakat dalam menerima informasi selektif dan mencermatinya berdasarkan fakta-fakta atau kajian berbasis ilmiah yang ada.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Menggelar Vaksinasi Covid-19 untuk Ratusan Anak di Bontang

Sebagai contoh, terkait vaksin anak usia 6-11 tahun, terdapat fakta-fakta yang dapat dicermati.

Pertama, vaksin jenis Sinovac baik yang langsung diproduksi China atau Coronavac maupun yang diolah oleh Biofarma telah mendapatkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau Emergency Use of Authorization  (EUA), serta penerbitan nomor izin edar dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).

Karena, penerbitan EUA diberikan kepada obat atau vaksin Covid-19 yang masih dalam tahap pengembangan di masa pandemi semata-mata untuk memberikan perlindungan terbaik bagi seluruh masyarakat.

Termasuk juga perlindungan anak-anak usia 6-11 tahun ditengah potensi penularan Covid-19 yang masih ada.

Kedua, berdasarkan hasil laporan ilmiah dari uji coba telah dilakukan, pemantauan berkala kepada penerima vaksin di China.

Keputusan ilmiah ini mempertimbangkan keamanan dan kemampuan pembentukan antibodi sehingga vaksin dapat direkomendasikan untuk anak kelompok usia 6-11 tahun.

Ketiga, EUA yang diberikan juga menjadi upaya percepatan proses pengembangan registrasi dan evaluasi vaksin tanpa melupakan aspek mutu keamanan dan khasiatnya.

Vaksinasi anak dilakukan di berbagai sentra seperti puskesmas, rumah sakit, pos pelayanan vaksinasi, sekolah atau satuan pendidikan lainnya, maupun lembaga kesejahteraan sosial anak.

Dia juga memandang vaksin anak usia 6-11 tahun adalah upaya perlindungan ekstra bagi anak-anak dan orang-orang di sekitarnya.

Untuk itu, masyarakat diminta bijak dalam menerima informasi dan malahan tidak menyebarluaskan atau membuat konten video tanpa basis ilmiah.

"Karena terdapat sanksi hukum apabila menyebar dan menimbulkan misinformasi atau disinformasi," tegas Wiku.

Wiku juga mengajak masyarakat dalam menghadapi hoaks selalu melengkapi diri dengan informasi berbasis kajian ilmiah dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

"Saya harapkan masyarakat tidak ikut menyebarkan konten tanpa basis ilmiah yang semata-mata dibuat untuk menyebarkan ketakutan," seru Wiku.(tan/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler