jpnn.com - SAMPIT - Buaya muara dikabarkan muncul di dekat SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
BKSDA Kalteng mengimbau masyarakat untuk waspada serangan buaya seiring munculnya satwa tersebut.
BACA JUGA: 3 Manfaat Jus Lidah Buaya yang Tidak Terduga
Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah mengatakan pihaknya sudah menerima laporan itu dan segera menindaklanjutinya.
“Kami segera ke lokasi tempat buaya terlihat muncul dan mengimbau masyarakat lebih waspada," kata Muriansyah di Sampit, Minggu (26/2).
BACA JUGA: Pembangunan CPP di Muara Enim Dimulai, Target Selesai Desember 2023
Kemunculan buaya menjadi perhatian masyarakat setelah seorang warga sempat mengabadikannya menggunakan kamera telepon seluler.
Video itu dengan cepat menyebarkan dan menimbulkan tanggapan dari masyarakat yang umumnya khawatir.
BACA JUGA: Buaya Muara 2,5 Meter Muncul di Belakang Sekolah, Warga Resah
Sebab, kemunculan buaya itu dekat dengan sekolah.
Dari tayangan video terlihat buaya muncul di anak sungai kecil yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan.
Buaya muara itu yang diperkirakan memiliki panjang lebih dari dua meter itu terlihat sedang berjemur di bantaran anak sungai.
Kemunculan buaya makin sering di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Masyarakat diimbau lebih waspada karena diperkirakan populasi satwa ganas itu cukup banyak, sehingga rawan terjadi konflik dengan manusia.
Menindaklanjuti laporan kemunculan buaya di dekat SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan, Muriansyah bersama timnya segera ke lokasi.
Mereka akan memasang spanduk berisi imbauan untuk lebih waspada terhadap kemunculan dan serangan buaya.
BKSDA juga akan mengedukasi masyarakat agar bisa menghindari serangan buaya.
Seperti diketahui, serangan buaya sangat rawan terjadi saat hari gelap.
Untuk itu, masyarakat diminta lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai.
Warga disarankan menghindari beraktivitas saat hari gelap karena rawan serangan buaya.
Kemunculan buaya di sekitar permukiman diduga karena kelaparan.
Satwa ganas itu mencari makan hingga ke perairan dekat permukiman, karena makin sulit mendapatkan makanan di habitat aslinya akibat ekosistem terganggu, sehingga sumber makanan kian berkurang.
Muriansyah mengatakan pihaknya akan melakukan observasi terlebih dahulu.
Saat ke lokasi, pihaknya juga akan membawa satu set jerat dan pancing buaya, tetapi untuk pemasangannya akan dilihat situasi dan kondisinya.
"Kalau dipasang pun, kami minta bantuan warga untuk ikut memantau, karena di sana kawasan pasang surut, sehingga umpan bisa tergantung pas surut, sedangkan saat sungai dalam umpannya malah tenggelam," kata Muriansyah. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi