TURIN - Sudah banyak pelatih yang menangani Gianluigi Buffon dkk di Juventus. Namun, dari semua pelatih, Buffon menganggap Antonio Conte sebagai arsitek terbaik untuknya. Kemampuan Conte mengembalikan mental juara Juventus dianggap sebagai hal yang luar biasa oleh kapten Timnas Italia tersebut.
“Saya tidak bosan dilatih banyak pelatih. Setiap pelatih memiliki impact terhadap perkembangan karir saya. Namun, jika harus mengatakan siapa pelatih terbaik, Conte adalah orangnya,” terang Buffon di situs resmi FIFA.
Alasan utama Gigi -sapaan akrab Buffon- ialah kemampuan Conte mengembalikan kehebatan Juventus. Setelah sempat terseok-seok pascakembali ke Serie A, Juventus langsung menemukan mental juaranya. Mereka juga sukses menjadi juara Liga Italia dalam dua musim terakhir.
Hal itu dianggap sebagai buah dari kecerdasan Conte dalam meramu tim. Terutama dalam hal pemilihan pemain di bursa transfer.
“Dalam waktu yang pendek sebagai pelatih, dia memberikan nafas baru pada tim. Dia adalah seorang pemenang sejati,” tegas Buffon.
Hal itulah yang membuat mantan kiper Parma tersebut tak mau berpindah ke lain hati. Menurutnya, Juventus merupakan keluarga keduanya. Dia mempertaruhkan semuanya untuk klub pengoleksi 29 gelar scudetto tersebut. Termasuk ketika memutuskan tetap membela Juventus yang didegradasikan ke Serie B setelah terbukti melakukan pengaturan skor.
“Juventus dalam hidup saya adalah kesuksesan, perjuangan dan komitmen. Ini adalah keluarga di mana saya tumbuh dan membantu pemain lain untuk berkembang. (jos/jpnn)
“Saya tidak bosan dilatih banyak pelatih. Setiap pelatih memiliki impact terhadap perkembangan karir saya. Namun, jika harus mengatakan siapa pelatih terbaik, Conte adalah orangnya,” terang Buffon di situs resmi FIFA.
Alasan utama Gigi -sapaan akrab Buffon- ialah kemampuan Conte mengembalikan kehebatan Juventus. Setelah sempat terseok-seok pascakembali ke Serie A, Juventus langsung menemukan mental juaranya. Mereka juga sukses menjadi juara Liga Italia dalam dua musim terakhir.
Hal itu dianggap sebagai buah dari kecerdasan Conte dalam meramu tim. Terutama dalam hal pemilihan pemain di bursa transfer.
“Dalam waktu yang pendek sebagai pelatih, dia memberikan nafas baru pada tim. Dia adalah seorang pemenang sejati,” tegas Buffon.
Hal itulah yang membuat mantan kiper Parma tersebut tak mau berpindah ke lain hati. Menurutnya, Juventus merupakan keluarga keduanya. Dia mempertaruhkan semuanya untuk klub pengoleksi 29 gelar scudetto tersebut. Termasuk ketika memutuskan tetap membela Juventus yang didegradasikan ke Serie B setelah terbukti melakukan pengaturan skor.
“Juventus dalam hidup saya adalah kesuksesan, perjuangan dan komitmen. Ini adalah keluarga di mana saya tumbuh dan membantu pemain lain untuk berkembang. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diincar MU, Yilmaz Pilih Bertahan di Galatasaray
Redaktur : Tim Redaksi