jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo resmi membuka Festival Sholawat Nusantara memperebutkan Piala Presiden, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/2) malam.
Pria yang biasa disapa Jokowi itu pun meminta festival ini bisa meningkatkan semangat semua pihak untuk menjaga persaudaraan dan persatuan sebagai sesama anak bangsa.
BACA JUGA: Astaga, Lihat Siapa Sopirnya Desta dan Vincent
Pembukaan Festival Sholawat Nusantara 2018 ini sendiri dihadiri para tokoh ulama, habaib, dan pejabat negara. Di antaranya Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah, Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Nusron Wahid selaku penggagas acara, serta para tokoh dan pejabat negara lainnya. Hadir juga para artis dan pelantun selawat Haddad Alwi dan Sulis.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa selawat yang selalu dilantunkan merupakan bentuk kecintaan yang dalam kepada Nabi Muhammad SAW. "Dengan selawat, mari mulai hal yang baik-baik. Mari meningkatkan persaudaraan, kesatuan dan kerukunan. Jangan lagi berburuk sangka terhadap saudara-saudara. Jangan lagi menjelek-jelekkan antarsaudara. Jangan lagi saling mencemooh sebagia bangsa. Jangan saling mencela dan memfitnah," ujar Jokowi.
BACA JUGA: Nasib Jokowi Bisa Lebih Buruk Ketimbang SBY
Presiden mengatakan, semua harus dimulai dengan yang baik-baik. Berpikir yang positif, saling menghormati, menghargai dan menjunjung nilai-nilai agama, etika dan budi pekerti.
"Saya titip pesan, mari bersama-sama menjaga perdamaian dan ketenangan karena tahun ini ada pilihan gubernur, pilihan bupati, dan pilihan wali kota di mana ada 171 pemilihan gubernur bupati dan wali kota. Jangan sampai karena pilihan berbeda, lalu jadi retak, jadi lupa bahwa kita semua bersaudara sebangsa dan setanah air. Boleh saja beda pilihan, silakan. Tapi setelah pilihan lima tahun sekali ini, mari bersatu kembali," kata Jokowi.
BACA JUGA: I Love Pak Jokowi, KBM Bakal All Out agar PDIP Menang Lagi
Presiden juga mengajak semua pihak, untuk terus menjaga persaudaraan. "Silaturahmi antarulama dan umaro kita jaga terus. Ulama adalah penyalur suara masyarakat dan umat. Dan saya berkepentingan mendapat saran dan tausiah serta doa dari para ulama yang hadir dalam acara ini," tutur Jokowi.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyampaikan, Festival Sholawat Nusantara 2018 ini harus disyukuri karena akan terus menggemakan selawat di seluruh nusantara.
Ma'ruf Amin pun mengatakan bangsa Indonesia patut bersyukur punya Presiden Jokowi yang rajin menghadiri majelis-majelis selawat, majelis zikir, majelis istigasah dan rajin silaturahmi dengan pesantren-pesantren di seluruh Indonesia.
"Kami gembira karena Presiden Jokowi rajin silaturahmi dengan ulama dan dengan habaib. Bahkan oleh Presiden Jokowi lah ada Hari Santri Nasional. Sebelumnya sejak 70 tahun merdeka tak ada hari santri nasional. Maka pada 2015 lalu Presiden Jokowi menetapkan hari santri nasional. Alhamdulillah," ujar KH Ma'ruf Amin.
Penggagas acara yang juga Ketua Panitia Pengarah Festival Sholawat Nusantara, Nusron Wahid mengatakan, acara Festival Sholawat Nusantara memiliki tujuan untuk membangun kembali jati diri bangsa Indonesia yang damai, saling menghormati dan taat beragama.
Dia mengatakan bahwa selawat juga membuktikan kekayaan bangsa Indonesia akan budaya dan adat Istiadat. "Dengan Festival Sholawat Nusantara ini kekayaan itu diperkuat kembali," ujar Nusron.
Sementara Ketua Panitia Acara Habib Sholeh mengatakan bahwa kekayaan bentuk selawat di Indonesia berkembang terus bahkan sebelum Indonesia berdiri. Bentuknya diakulturasi dengan budaya setempat sehingga bentuknya berbeda-beda sejalan dengan kekayaan budaya bangsa.
"Selain itu, di Indonesia juga ada lebih dari 28.000 pesantren dengan lebih dari 4 juta santri yang semuanya menjadikan selawat sebagai napas dan tradisi. Hampir semua pesantren mengembangkan selawat sesuai dengan tradisi dan bahasa di mana pesantren itu berada," ujarnya.
Dengan latar belakang keragaman ini, maka tak berlebihan festival sholawat nusantara ini digelar. "Festival selawat ini akan diisi dengan lomba yang dimulai pada Maret sampai Desember 2018, dan puncaknya bertepatan dengan hari santri nasional," jelasnya.
Pembukaan Festival Sholawat Nusantara sendiri berlangsung meriah. Peserta mulai mendatangi lokasi acara sejak siang hari. Ketika sore menjelang, lokasi acara pun berubah menjadi lautan manusia yang memakai pakaian muslim dan muslimah. Sebagian besar mengenakan baju gamis warna putih lengkap dengan peci dan jilbab putih.
Acara juga dipenuhi oleh santri dari berbagai pondok pesantren dengan pakaian sarung dan peci hitam, termasuk pelajar dan aktivis mahasiswa yang hadir secara berkelompok dengan atribut kampus dan organisasi kemahasiswaan.
Banyak juga peserta dari kelompok pengajian ibu-ibu yang datang dari desa-desa di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah dan daerah lainnya. Di lokasi acara tampak para anggota ormas sepeti Gerakan Pemuda Ansor, Banser NU, serta perwakilan dari berbagai organisasi lainnya.
Kemeriahan festival sudah terasa jauh sebelum memasuki lokasi acara. Sejak keluar dari jalan tol Sentul, jalan-jalan menuju SICC sudah penuh dengan umbul-umbul kegiatan Festival Sholawat Nusantara.
Harina Fitri, salah satu anggota panitia yang bertugas menyambut dan mengoordinir peserta mengatakan bahwa jumlah peserta yang hadir dalam pembukaan Festival Sholawat Nusantara ini mencapai 16.000 orang, sedangkan kapasitas SICC sebanyak 11.000.
Hadirin yang tak bisa masuk ke ruangan utama gedung pun hanya bisa menyaksikan acara melalui layar raksasa yang disediakan panitia. Banyak juga jamah yang hanya bisa menyaksikan di lokasi parkir di luar gedung.
Festival selawat ini dimulai di seluruh lndonesia pada awal Maret 2018. Lomba dilakukan secara berjenjang, mulai dari kecamatan, lalu kabupaten, propinsi, hingga tingkat nasional. Puncak acara sekaligus final akan dilaksanakan bertepatan dengan Hari Santri.
Festival Sholawat Nusantara dengan tema Cinta Sang Nabi ini diikuti oleh berbagai ragam kelompok pengajian, pesantren, mahasiswa bahkan pengajian di kantor. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Capres PDIP, Biasa aja..
Redaktur : Tim Redaksi