jpnn.com, JAKARTA - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU), Jawa Timur, Kamis (17/11).
Muspimnas itu dibuka Ketua Majelis Pembina Nasional PMII, Abdul Muhaimin Iskandar dan mengusung tema Tranformasi Organisasi Menuju Peradaban Nusantara.
BACA JUGA: Harga BBM Naik, PMII Kepung Patung Kuda, yang Turun Hanya Air Mata
Ketua Umum PB PMII, Muhammad Abdullah Syukri dalam sambutannya menyampaikan, Muspimnas merupakan konferensi tertinggi kedua setelah Kongres.
Dia berharap, momentum bisa memberikan gagasan terbaik untuk menghasilkan peraturan organisasi (PO) sebagai aturan turunan AD/ART.
BACA JUGA: PB PMII Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Pria yang akrab disapa Gus Abe itu juga menyebutkan PO yang disahkan selaras dengan kebutuhan organisasi dan sesuai dengan tantangan perkembangan zaman.
"Nanti akan kami bahas utamanya adalah kaderisasi dan penataan organisasi," kata Gus Abe.
Dia juga menjelaskan PMII mengalami perubahan arah gerakan di setiap dekade perjalanan bangsa ini.
Dimulai 1960, tahun dimana PMII dilahirkan.
Dia menyebutkan pada dekade 70 hingga 80-an ketika Orde Lama menguat, PMII turut berperan mengantarkan Indonesia ke era Orde Baru.
PMII juga berperan besar menghantarkan bangsa ini ke pintu gerbang reformasi.
"Kemudian, beralih pada tahun 2000-an, saat itu kita transisi demokrasi, yang biasa tertutup, tahun 2000an semuanya terbuka. Lalu kemudian, apa yang dirumuskan PMII saat ini tentu harus berbeda, respons zaman saat ini harus berbeda dengan tahun-tahun yang saya sebutkan," tuturnya.
Alumnus Magister Development and Governance, Institute of Political Science University of Duisburg-Essen, Jerman ini menyatakan, tantangan yang dihadapi kader PMII saat ini berbeda dengan era-era sebelumnya.
Dia menjelaskan, tantangan terbesar hari ini adalah kader PMII dihadapkan dengan ancaman krisis pangan, ancaman kepada perdamaian dunia, perubahan iklim, bonus demografi, perkembangan dan percepatan teknologi.
"Untuk itu, saya berharap formulasi kaderisasi dan nanti kami akan membahas paradigma PMII yang akan kita kontekstualisasi ulang karena itu sudah ditulis sekitar 20 hingga 30 tahun lalu," lanjutnya.
Tak hanya itu, dia juga berharap kader PMII diharapkan mampu menjawab perkembangan zaman dan profesi-profesi spesifik.
"Semoga PMII bisa menjawab dan membahas itu dalam Muspimnas. Karena ketika tidak membahasnya sekarang, harus menunggu dua sampai tiga tahun lagi menunggu kongres dan menunggu Muspimnas," jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo, Rektor UIN SATU Prof. Dr. Maftukhin, Ketua Umum PB PMII masa khidmat 2021-2024 Muhammad Abdullah Syukri, Majlis Pembina Nasional PB PMII Abdul Muhaimin Iskandar, dan Wakil Menteri Agama KH. Zainut Tauhid Sa’adi.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra