jpnn.com, JAKARTA - Marko Simic dan dan Pelatih Stefano Cugurra Teco menjadi andalan Persija Jakarta saat menjuarai Liga 1 2018. Tetapi, siapa sangka Teco ternyata bukan pelatih favorit Simic meskipun sukses mengantarkan Macan Kemayoran menjuarai kompetisi kasta tertinggi di Indonesia tersebut.
Sepanjang karir profesionalnya, Simic memang kerap melanglang buana ke berbagai negara. Dia mengawali karir profesionalnya di klub Rusia, FC Khimki. Setelah itu dia, pernah ke Liga Latvia bersama Daugava Daugavpils, ke Hungaria dengan klub Vasas FC serta ke kompetisi Italia bersama Pordenone.
BACA JUGA: Marko Simic Enggan Pulang ke Kroasia, Begini Alasannya
Sejak 2015, dia mengawali petualangannya di Asia Tenggara. Awalnya, dia bergabung dengan klub Vietnam Becamex Binh Duong. Setahun kemudian Marko Simic bergabung dengan klub Liga Primer Malaysia Negeri Sembilan.
Di Negeri Sembilan, Simic mendapatkan polesan yang tepat dan tim yang mendukungnya, dia pun bisa mencetak tujuh gol dalam 13 pertandingan yang dijalaninya.
BACA JUGA: Berita Duka: AZ Meninggal Dunia setelah Sembuh dari COVID-19, Pemkab Lumajang Ikut Berbelasungkawa
Setelah itu, Simic direkrut Melaka United SA, dan kemudian pindah ke Persija pada 2018. Di klub ibu kota, Simic meraih banyak trofi. Bukan hanya Liga 1 2018, ada dua trofi turnamen pramusim yakni trofi Piala Presiden 2018 dan trofi turnamen Boost SportsFix Super Cup 2018 di Malaysia.
Kesuksesannya di Indonesia semakin lengkap dengan catatan topskorernya pada musim 2019 lalu. marko Simic mencatatkan 28 gol bersama Macan Kemayoran. Meskipun di 2018 Simic bergelimang prestasi, Simic ternyata tak menganggap Teco sebagai pelatih favoritnya.
Pelatih favorit Simic ialah Zlatko Dalic, yang kini melatih Timnas Kroasia. Simic memilih Dalic karena dua alasan, pertama mengantarkan Kroasia jadi runner-up Piala Dunia 2018, kedua, dia merupakan pelatih yang berjasa dalam karier sepak bola Simic.
BACA JUGA: Seorang Pria Lempar Bungkusan Plastik ke Dalam Lapas Banceuy, Isinya Ternyata
"Paling spesial ialah Zlatko Dalic. Mengapa dia? Karena dia pelatih saya juga saat di tim nasional (kelompok umur, red), saya sangat mengenalnya, dia adalah orang yang luar biasa dan berjasa buat saya. Saya juga sempat bertemu dan kagum dengan pencapaian karier saya di sini. Dia setuju level pemain di Asia sudah tidak jauh berbeda dengan level permainan sepak bola Eropa," tandasnya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad