Buku 'Akhlak untuk Negeri’, Andre Rosiade: Erick Thohir Jadi Spirit Kemajuan BUMN

Selasa, 12 Januari 2021 – 14:34 WIB
Andre Rosiade. Foto: Amjad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengapresiasi atas peluncuran buku “Akhlak untuk Negeri” yang menjadi buah pemikiran Erick Thohir untuk dijadikan pedoman, inspirasi dan legacy bagi kemajuan BUMN.

“Kita apresiasi buku akhlak ini, harapan kita tentu ini bisa diadaptasi bisa diimplementasi dan diadaptasi oleh seluruh BUMN yang ada sehingga menjadi value penting untuk meningkatkan mutu SDM di Kementerian BUMN maupun di perusahaan BUMN-BUMN yang ada,” ujar Andre, Selasa (12/01/2021).

BACA JUGA: Kemenkeu dan BUMN Diminta Segera Selesaikan Sengketa Pajak PGN

Terdapat tiga poin penting yang ditekan dalam isi buku tersebut seperti guidance, inspiration dan legacy. Bahkan, penulisan buku itu merupakan tindak lanjut dari konsep Akhlak yang disusun Erick Thohir sebagai core value (nilai utama) bagi insan BUMN.

Andre menyebut, buku yang dibuat oleh Erick sebagai penjabaran dari konsep AKHLAK yang merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kooperatif dapat menjadi pedoman bagi budaya kerja seluruh direksi, komisaris, di mana dapat menjadi arah bagi BUMN agar tidak jago kandang namun bisa bermain di kancah global. Sehingga core value Akhlak dapat meningkatkan performa pegawai dan perusahaan.

BACA JUGA: Datangi KPK, Menkes Budi dan Erick Thohir Diterima 2 Komisioner

“Itu kan yang menjadi slogan selama ini yang dikemukakan oleh Kementerian BUMN, menurut saya sih oke, ini kan menjadi semacam penjelasan core value untuk meningkatkan mutu SDM kan itu tujuannya,” ungkapnya.

BACA JUGA: Depot Air Minum, Salah Satu Usaha yang Tahan Goncangan Covid-19

Andre berharap, ke depan yang paling terpenting dari slogan Akhlak itu adalah bisa diterapkan secara utuh, dilaksanakan secara menyeluruh oleh para stakeholder di BUMN.

“Jadi menurut saya enggak ada masalah tetapi bagaimana ke depan Akhlak ini, benar-benar bisa diterapkan. Nah itu yang paling penting bisa diimplementasikan secara utuh, peraturan ataupun value apapun yang akan kita laksanakan lebih sulit melaksanakan atau mengimplementasikan daripada menciptakan value tersebut,” tegas Andre.

Sebelumnya, mantan menteri BUMN Dahlan Iskan juga memberikan apresiasi besar terhadap Erick Thohir. Bahkan, dia tidak segan-segan mengutarakan jika konsep guidance, inspiration, legacy, dan Akhlak yang menjadi core value BUMN dalam buku, mencerminkan diri Mantan pendiri Mahaka Group tersebut.

Dengan kata lain, buku 'Akhlak Untuk Negeri' adalah personifikasi Erick Thohir. Karena personifikasi Menteri BUMN, maka konsep tersebut harus mampu di internalisasikan dan direalisasikan oleh seluruh jajaran Kementerian BUMN dan anak usahanya.

“Terutama saya melihat buku ini sebenarnya yah itulah Erick Thohir, jadi kalau baca buku ini ya, itulah Erick Thohir. Karena kita semua harus tahu bahwa buku ini harus terlaksana dan menjadi core value BUMN karena ini memang sosok personifikasi dari Menteri BUMN saat ini. Seperti dulu saya bilang dua hal saja, antusias integritas, antusias integritas, nah sekarang Akhlak, Akhlak," kata Dahlan.

Menurut Dahlan, buku itu menjadi buah atau pokok pikiran ihwal semangat dan optimisme memajukan BUMN untuk Indonesia tercermin dalam isi buku tersebut. Karenanya, tidak hanya sebatas formalitas, namun diimplementasikan sesuai dengan keinginan Erick.

“Karena ini adalah optimistik dari Pak Menteri itu sendiri, maka saya optimistis buku ini akan terlaksana, kenapa? Karena Pak Erick itu orangnya begitu, ya harus terlaksana, nggak bisa ini hanya formalitas, ini hanya slogan-slogan, gak bisa. Saya tahu beliau, ya harus terlaksana," bebernya.

Dahlan yakin betul jika core value bisa berjalan. Setidaknya ada dua pertimbangan yang menjadi dasar keyakinan dia. Pertama adalah sikap dan karakter Menteri BUMN dan waktu.

“Waktunya cukup karena beliau jadi Menteri sejak awal, kecuali beliau tiba-tiba diangkat jadi Menko atau apa. Tetapi asumsi saya beliau akan jadi menteri 5 tahun berarti ada waktu untuk mengimplementasikan Akhlak ini, berarti para direksi dan para komisaris jangan abai. Ah nanti Menterinya engak lama, makanya gak pura-pura, Menterinya ganti lagi, menterinya ganti lagi. Enggak bisa begitu, kenapa? Karena ini akan lima tahun," tuntasnya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler