Buku Porno Sengaja Dijual Untuk Guru

Akan Ditarik Dinas Pendidikan

Jumat, 01 Februari 2013 – 08:36 WIB
BANDUNG- Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji menegaskan akan segera menyita buku Sabulang Bentor karya Taufik Faturrohman yang beredar di sekolah saat ini. Meski demikian ia mengaku belum mengetahui dari mana asal buku tersebut hingga berada di sekolahan.

“Bagaimanapun juga buku yang menggambarkan materi pornografi dan porno aksi berada di sekolah atau bahkan di perustakaan atau ruang guru, maka itu tidak diperkenankan untuk dibaca guru. Karena itu tidak mencerminkan bacaan yang memiliki nilai budaya dan etika. DIlihat dari covernya juga sudah tidak layak,” ujar Oji yang ditemui usai peresmian gedung SMAN 4 Bandung, Kamis (31/1).

Hingga saat ini diakui Oji pihaknya baru menerima laporan keberadaan buku tersebut di dua sekolah. “Mungkin bisa saja bertambah. Namun kami akan segera menariknya dari sekolah dan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan penarikan buku itu,” katanya.

Mantan Kepsek SMAN 5 Bandung itu pun mengaku jika masuknya buku tersebut bukan atas rekomendasi dari pihak Disdik Koya Bandung, namun memang sumber buku tersebut bisa datang dari luar sekolah atau bisa saja bersifat hibah. “Jadi sekolah langsung menerima buku tersebut, tanpa proses seleksi oleh pihak sekolah sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Disdik Jabar melalui Kepala Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian Disdik Jabar Husein R Hasan menyebutkan akan melakukan penilaian ulang untuk sekitar 740 buku bacaan muatan lokal bahasa dan sastra daerah termasuk buku Sabulangbentor.

“Penilaian yang akan dilakukan oleh berbagai ahli ini rencananya dilakukan pada Februari 2013 mendatang. Kalau  hasilnya ditemukan ada yang tidak layak untuk pelajar akan ditarik dan keluarkan dari daftar yang  bisa jadi referensi di sekolah. Buku nantinya bisa jadi konsumsi umum saja  supaya tidak bermasalah lagi, termasuk buku sabulangbentor,”katanya di ruang kerjanya, kemarin.

Ia menyebutkan hal tersebut menjadi pembelajaran bagi semua pihak dalam menyeleksi sebuah buku. Untuk Sabulangbentor selain isinya, covernya kalau memang dianggap seronok maka bisa saja untuk diganti.

Buku Sabulangbentor karya Taufik Faturrohman sudah terdaftar menjadi salah satu buku dalam daftar buku pelajaran pelajaran bahasa sunda dan buku bacaan muatan lokal bahasa dan sastra daerah berkualitas yang digunakan dalamproses pembelajaran jenjang sd,smp dan sma. Sesuai dengan SK Gubernur Jabar nomor 481.3/Kep.964-Disdik/2009.

Sementara itu penulis buku Sabulangbentor Taufik Faturrohman mengatakan buku  sabulang bentor jilid 3 dengan judul ngeunah keneh inem yang dicetaknya tahun 2007 tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Di sekolah dirinya sengaja menjual untuk kalangan guru. Tercatat ada 10 sekolah yang menjadi pembeli buku tersebut.

“Saya memang menjual buku itu untuk guru karena mereka butuh humor, nggak mungkin ada di rak sekolah, guru bahasa sunda juga tidak mungkin meracuni siswanya, ini terlalu di blow up saja, buku ini juga ada di umum, yang lebih bahaya itu bukan buku ini tapi pornografi di internet,”ujarnya.

Untuk menegaskan buku tersebut hanya untuk orang dewasa. Pada seri pertamanya ada peringatan bahwa buku tersebut hanya  boleh dibaca untuk orang yang sudah menikah, bukan siswa. Secara tergas Taufik mengatakan bukunya tidak porno.(tie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 170 Sekolah Rawan Sengketa

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler