jpnn.com - Namun, jumlah streak kemenangan tersebut masih kalah dibanding pada medio 1990 silam. Saat itu, Bulls mampu mencetak streak hingga 19 kemenangan.
Namun, kemenangan yang dipetik Bulls memang harus dilalui dengan jaln terjal. Di luar dugaan, Pistons mampu memberikan perlawanan sengit pada Bulls. Di kuarter pertama, Pistons mampu menang dengan skor 24-20. Pertarungan kian sengit di kuarter kedua. Pistons dan Bulls sama-sama memasukkan 33 angka.
BACA JUGA: Satu Detik untuk Kemenangan Heat
Ketegangan memuncak ketika pertandingan hanya menyisakan waktu semenit. Kedua tim sama-sama ngotot untuk memetik kemenangan. Bulls masih unggul 94-91. Daequan Cook sempat membuat Bulls leading 95-91 setelah mampu memasukkan satu dari dua tembakan bebas ketika pertandingan tersisa empat detik. Sayang, Pistons telat merespon. Rodney Stuckey hanya mampu mencetak tiga angka ketika pertandingan tersisa kurang dari satu detik.
“Saya memang sangat berkonsentrasi dengan pertandingan ini. Kami sangat memahami bagaimana pentingnya pertandingan ini. Kami beruntung,” terang pelatih Bulls Tom Thibodeau setelah pertandingan. (jos/mas/jpnn)
BACA JUGA: Wenger Masih Percaya Gervinho
BACA JUGA: Boban Harapkan Inter Tak Bebani Kovacic
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lopez Tampil Gemilang, Casillas Pusing
Redaktur : Tim Redaksi