JAKARTA - Pemerintah akhirnya menetapkan kuota impor daging yang diberikan pada Perum Bulog. Melalui rakor Kementerian Perekonomian, Bulog diberi ijin impor 3 ribu ton daging sapi. Kuota itu bakal digunakan untuk mengamankan harga saat Ramadhan dan Lebaran.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan, keputusan telah disepakati oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan di bawah pengawasan Kementerian Koordinator Perekonomian. Kuota tersebut dirasa cukup untuk mengamankan harga menghadapi lonjakan permintaan saat Bulan Ramadhan dan Lebaran. Nantinya, pasokan daging impor dari Bulog itu digunakan untuk operasi pasar khususnya daerah Jabodetabek. Sebab di kawasan tersebut harga dan permintaan daging cukup tinggi.
"Kami optismistis sebentar lagi harga daging bakal kembali normal sekitar Rp 76 ribu per kg," terangnya saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan kemarin. Selain dibantu stok dari Bulog, pihaknya berkata hingga akhir bulan ini bakal direalisasikan impor 15 ribu ekor sapi bakalan dan pada Juli nanti 30 ribu ekor. Sapi-sapi tersebut didatangkan dari Australia dan Selandia Baru.
Terkait izin impor yang diberikan Bulog, Gita mengungkapkan bakal memeriksanya terlebih dahulu. Jika sudah diteken maka Bulog dapat segera merealisasikan impornya. "Saya akan cek dulu sudah diterima atau belum. Setau saya sudah diteken oleh Dirjen saya," ucapnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi Dirjen Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi justru mengaku tidak tahu jika kuota Bulog telah ditetapkan. Terkait ijin impor, Bachrul berkata saat ini belum ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian. "Jika memang telah diputuskan kami menunggu RPP (Rekomendasi Persetujuan Pemasukan,Red) dari Kementeraian Pertanian lalu akan kami buat SPInya (Surat Persetujuan Impor,Red)," terangnya.
Bachrul mengklaim untuk mengurus SPI tersebut hanya dibutuhkan waktu setengah jam. Sehingga Bulog dapat segera memproses impor daging sapi beku atau karkas. Jika Bulog memperkirakan dapat mendatangkan daging impor setelah tiga minggu, Bachrul berpendapat kemungkinan besar bakal lebih cepat dari itu. Sebab Bulan Ramadhan tinggal dua minggu lagi.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoesa mengatakan kesiapannya dalam melakukan realisasi impor daging. Terkait pendanaan, pihaknya bakal menggunakan dana dari perbankan atau kas internal Bulog. "Pendanaan dari perbankan sudah ada tapi masih kami kaji. Kas Bulog juga sebenarnya juga sudah cukup," bebernya.
Sutarto menjamin pihaknya tidak akan mengambil untung dalam penugasan tersebut. Sebab dalam rakor telah ditetapkan Bulog diharuskan menjual daging sapi di tingkat ritel modern Rp 50 ribu per kg hingga Rp 75 ribu per kg. "Sudah disepakati, harganya di ritel tidak boleh lebih dari Rp 75 ribu. Ada yang dibawah itu tergantung jenis dagingnya. Jenisnya kan berbeda-beda," ujarnya. (uma)
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan, keputusan telah disepakati oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan di bawah pengawasan Kementerian Koordinator Perekonomian. Kuota tersebut dirasa cukup untuk mengamankan harga menghadapi lonjakan permintaan saat Bulan Ramadhan dan Lebaran. Nantinya, pasokan daging impor dari Bulog itu digunakan untuk operasi pasar khususnya daerah Jabodetabek. Sebab di kawasan tersebut harga dan permintaan daging cukup tinggi.
"Kami optismistis sebentar lagi harga daging bakal kembali normal sekitar Rp 76 ribu per kg," terangnya saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan kemarin. Selain dibantu stok dari Bulog, pihaknya berkata hingga akhir bulan ini bakal direalisasikan impor 15 ribu ekor sapi bakalan dan pada Juli nanti 30 ribu ekor. Sapi-sapi tersebut didatangkan dari Australia dan Selandia Baru.
Terkait izin impor yang diberikan Bulog, Gita mengungkapkan bakal memeriksanya terlebih dahulu. Jika sudah diteken maka Bulog dapat segera merealisasikan impornya. "Saya akan cek dulu sudah diterima atau belum. Setau saya sudah diteken oleh Dirjen saya," ucapnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi Dirjen Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi justru mengaku tidak tahu jika kuota Bulog telah ditetapkan. Terkait ijin impor, Bachrul berkata saat ini belum ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian. "Jika memang telah diputuskan kami menunggu RPP (Rekomendasi Persetujuan Pemasukan,Red) dari Kementeraian Pertanian lalu akan kami buat SPInya (Surat Persetujuan Impor,Red)," terangnya.
Bachrul mengklaim untuk mengurus SPI tersebut hanya dibutuhkan waktu setengah jam. Sehingga Bulog dapat segera memproses impor daging sapi beku atau karkas. Jika Bulog memperkirakan dapat mendatangkan daging impor setelah tiga minggu, Bachrul berpendapat kemungkinan besar bakal lebih cepat dari itu. Sebab Bulan Ramadhan tinggal dua minggu lagi.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoesa mengatakan kesiapannya dalam melakukan realisasi impor daging. Terkait pendanaan, pihaknya bakal menggunakan dana dari perbankan atau kas internal Bulog. "Pendanaan dari perbankan sudah ada tapi masih kami kaji. Kas Bulog juga sebenarnya juga sudah cukup," bebernya.
Sutarto menjamin pihaknya tidak akan mengambil untung dalam penugasan tersebut. Sebab dalam rakor telah ditetapkan Bulog diharuskan menjual daging sapi di tingkat ritel modern Rp 50 ribu per kg hingga Rp 75 ribu per kg. "Sudah disepakati, harganya di ritel tidak boleh lebih dari Rp 75 ribu. Ada yang dibawah itu tergantung jenis dagingnya. Jenisnya kan berbeda-beda," ujarnya. (uma)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gita Wirjawan Diminta Kendalikan Harga Pangan
Redaktur : Tim Redaksi