jpnn.com, BULUKUMBA - Pemerintah Kabupaten Bulukumba mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) 76 unit.
Bantuan ini dari APBN yang disalurkan Kementerian Pertanian (Kementan) dan APBD dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel)
BACA JUGA: Kementan Gelar Audiensi Publik Permentan Perunggasan
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Harun menyatakan, selain Alsintan berupa traktor roda dua sebanyak 76 unit, Bulukumba juga dapat bantuan eletrik pance pengusir babi 6 unit, pupuk organik kurang lebih 1 ton kepada kelompok tani.
Harun menyebutkan, dengan lahan sekitar 22 ribu hektar persawahan, maka kebutuhan handtraktor roda dua sebanyak 1.530 unit atau 15 hektar pe unit. Namun handtraktor roda dua sekarang ini baru mencapai kurang lebih seribu unit.
“Dalam periode kepemimpinan Andi Sukri-Tomy, kami telah menyalurkan handtraktor sebanyak 742 unit selama. Ini luar biasa, karena rata-rata kita menyalurkan Alsintan ratusan pertahun,” ungkapnya.
Mengingat kebutuhan Alsintan sangat mendesak, Pemerintah Kabupaten Bulukumba membentuk Brigade Alsintan untuk memenuhi layanan alat pertanian para petani.
Brigade itu, lanjut Harun terdiri dari traktor roda dua sebanyak 120 unit dan traktor roda empat ada 2 unit, Kombain besar atau mesin panen sebanyak 15 unit, kemudian pompa air 121 unit, alat tanam 10 unit, alat panen jagung 11 unit, dan hand sprayer 88 unit.
“Itu semuanya adalah alat brigade yang sewaktu-waktu petani bisa menggunakannya dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan pertanian,” beber Harun.
Selain itu, untuk mengantisipasi gagal panen, Harun menyampaikan bahwa ada kuota dari pemerintah sebanyak 5000 hektar untuk mendapatkan asuransi pertanian di wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami gagal panen.
Dirinya meminta para petani untuk memanfaatkan asuransi pertanian itu dengan hanya membayar Rp 36 ribu rupiah per hektarenya.
Hal ini dianjurkannya, karena sampai saat ini, dari 2500 hektar yang terancam gagal panen, hanya sekitar 554 hektar yang masuk asuransi. Sehingga ada 2000 hektar rugi begitu saja, padahal jika dimasukkan dalam asuransi, petani bisa mendapatkan jasa asuransi 6 juta rupiah perhektarnya.
“Sangat disayangkan, jika petani tidak menggunakan asuransi pertanian, karena hanya senilai dua bungkus rokok,” cetusnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy meminta para kelompok tani yang mendapatkan bantuan alat tersebut untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pasalnya masih banyak petani lain yang belum mendapatkan.
“Kalau alat itu tidak digunakan artinya telah mendzalimi petani lainnya yang belum mendapat bantuan dan masih menunggu antrian,” ujar Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menyayangkan para penerima bantuan selama ini yang memiliki pandangan jika bantuan itu dari pemerintah, maka tidak perlu dirawat dan dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal anggaran yang digunakan pemerintah untuk membeli Alsintan itu uang dari masyarakat juga yang dipungut dari pajak rakyat.
“Jika petani belum mendapatkan alat dan mesin pertanian, saya berharap memanfaatkan brigade yang disiapkan oleh pemerintah, sehingga tidak ada alasan bagi petani terlambat menanam gara-gara tidak ada handtraktor,” bebernya.
Sarwo Edhy juga mendorong agar petani Bulukumba mendaftarkan lahannya ke AUTP. Menurutnya, meski musim hujan segera datang, bukan berarti akan bebas dari ancaman gagal panen.
"Gagal panen kan tidak hanya disebabkan kekeringan, tetapi juga bisa disebabkan kebanjiran. Sebab itu kita dorong asuransi pertanian agar petani bisa tenang dalam menjalankan usaha taninya," pungkas Sarwo Edhy. (adv/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi