Bundaran Waru Ditutup Total, Kombes Latif: Kami Dimarahi Warga, Ya Sudah

Rabu, 07 Juli 2021 – 13:11 WIB
Bundaran Waru ditutup total saat PPKM Darurat. Foto: Tangkapan layar video Instagram @dishubsurabaya

jpnn.com, SURABAYA - Banyak pengendara yang hendak masuk Kota Surabaya melalui Bundaran Waru kecele karena ditutup total hari ini, Rabu (7/7), dalam rangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Jalur tersebut merupakan akses masuk dari Sidoarjo menuju Kota Pahlawan. 

Akibatnya, banyak pengendara yang harus putar balik. Seluruh kendaraan baik plat L dan W juga tak diizinkan melintas. 

Alasan penutupan total itu, kata Dirlantas Polda Jatim Kombes Latif Usman, bertujuan untuk mengurangi mobilitas warga yang masuk ke Surabaya. 

Hasil analisis dan evaluasi, dalam beberapa hari penyekatan PPKM Darurat, masih terjadi kepadatan di sejumlah ruas jalan utama di Kota Surabaya. 

"Di hari pertama dan kedua ada penurunan, tetapi sampai hari kelima masih padat sekali," kata dia. 

Penutupan Bundaran Waru berlaku 1x24 jam. Dalam penerapannya, seluruh kendaraan dilarang masuk, baik roda dua maupun roda empat. 

Apabila ditemukan pengendara yang melintas tanpa ada keperluan mendesak dan tidak dilengkapi berkas-berkas pendukung seperti surat keterangan hasil swab test dan vaksin, akan diputar balik.

"Kalau penting, silakan cari jalur alternatif lain untuk masuk, silakan gunakan itu. Yang enggak berkepentingan, di rumah saja," tegas dia.

Alasan lain penutupan itu karena jalur itu menjadi titik tumpu pengendara dari sejumlah daerah yang hendak masuk ke Surabaya dari sisi selatan. 

"Untuk saat ini, volume kendaraan masih tinggi," kata Kombes Latif.

Latif tak memungkiri apabila akan ada banyak pengendara yang protes atau marah-marah. Menurut dia hal itu sudah biasa dan dimaklumi. 

Tujuan PPKM Darurat ini adalah mementingkan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Nantinya penutupan total akan dievaluasi per harinya.

Apabila sudah mulai berkurang volume mobilitas warga maka akan ditinjau ulang seusai Inmendagri. 

"Kami dimarahi warga, ya, sudah. Yang penting kami menjaga aturan agar Covid-19 tidak menyebar dan mobilitas masyarakat bisa turun," pungkas Latif. (mcr12/jpnn) 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA JUGA: Kabar Buruk, Warga Surabaya Harus Tahu, Semoga Segera Teratasi


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler