Bunga Bangkai Diboyong ke Korea

Senin, 18 Maret 2013 – 08:12 WIB
GO INTERNASIONAL : Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) saat dilepas oleh tim PKT KRB dan Korea, Sabtu (16/3). Para peneliti Korea saat memotong Bunga Bangkai. FADLI/RADAR BOGOR
BOGOR - Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI mengirimkan spesies langka, Amorphophallus titanum alias Bunga Bangkai ke Korea Selatan, akhir pekan lalu. Pengiriman yang menggandeng International Flower Foundation itu, bakal memramaikan Pameran Holtikultura tingkat Internasional. Bunga Bangkai itu, akan mengisi Pavilion Indonesia pada pameran yang bakal diadakan pada 27 April hingga 12 Mei tersebut.
   
Pameran itu akan diikuti 30 negara, dan merupakan agenda tahunan Indonesia, dengan mengusung tema “Little Sumatra”, dan menampilkan puluhan jenis tumbuhan asal Sumatera. Tahun ini, Bunga Bangkai menjadi maskotnya.
   
Kerjasama penelitian, dan promosi flora Indonesia ini telah ditandatangani akhir tahun 2012. Setiap tahunnya, PKT Kebun Raya Bogor-LIPI akan menampilkan kekayaan flora Indonesia, di ajang Internasional.
   
“Seluruh biaya kegiatan ini disediakan pihak Korea Selatan, dan merupakan kesempatan bagi peneliti kita, berkiprah di tingkat internasional” kata Kepala Sub Bagian Jasa dan Informasi Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor LIPI, Sofi Mursidawati kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
   
Menurutnya, Bunga Bangkai yang baru mekar itu, dikirim ke Korea Selatan, dengan cara dipotong menjadi tiga bagian. Keuntungan yang diterima Indonesia, yaitu adanya pertukaran teknologi, soal pengawetan tumbuhan.
   
"Selama ini, kami cukup kesulitan mengawetkan tanaman. Terutama yang berukuran besar. Jadi saat ini, yang ada di Herbarium kondisinya sudah dipotong-potong. Jika sudah ada teknologi pengawetan yang memadai, kami bisa memamerkannya secara lengkap dan utuh," ujarnya.
   
Proses pengiriman, kata dia, dilakukan dengan memotong tiga bagian. Yaitu, dua potong di bagian tanduk, dan satu lagi bagian kembangnya. Potongan itu akan kembali dirangkai di Korea Selatan.
   
Agar tidak layu, potongan-potongan Bunga Bangkai yang mulai dikembangkan sejak tahun lalu itu, akan ditaburi dengan silica gel, yang khusus didatangkan dari Korea Selatan.
   
Sofi menambahkan, butuh delapan ton silica gel, untuk mengawetkan Bunga Bangkai, yang memiliki lebar 75 sentimeter (cm) dan tinggi 225 cm itu. Rencananya, Bunga Bangkai akan dikembalikan secepat mungkin. Namun, pembicaraan soal kapan Bunga Bangkai itu harus dikembalikan masih dinegosiasikan.
   
Kepala PKT Kebun Raya Bogor LIPI, Mustaid Siregar menegaskan, pengawetan Bunga Bangkai akan menunjang wisata biodiversitas. “Kunjungan wisatawan asal Korea Selatan, yang datang ke Indonesia masih terbatas, hanya sekitar 1,23 persen dibandingkan negara lainnya. Semoga dengan kerjasama ini meningkatkan kunjungan,” terangnya.
   
Sementara itu, perwakilan dari Goyang International Flower Foundation, Christopher Lim, menambahkan, setelah perjalanan selama empat pekan, Bunga Bangkai akan kembali dirangkai.
   
Setelah itu, Bunga Bangkai akan disuntikan zat kimia, agar awet selamanya. "Semua spesikasi teknologi pengawetan ini, yang akan kami berikan ke pihak LIPI, karena kami sudah memiliki MoU," katanya.
   
Dia mengaku, telah mengalokasikan dana sebesar 100 ribu dolar AS atau sekitar satu milyar rupiah, untuk pengiriman Bunga Bangkai ini. Dana tersebut untuk penyediaan bakal Bunga Bangkai, pengawetan di Bogor, pengiriman material, hingga pengembalian ke Indonesia.
 
Sebelumnya, ilmuwan korea selatan mengolah Bunga Bangnkai itu agar bisa diawetkan dan diboyong ke Korea.  “Bunga ini akan menjadi salah satu peserta dari 30 negara, yang menampilkan kekayaan biodiversitas dan budaya setiap negara,” kata Chistopher Lim.
   
Menurutnya, dengan keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini akan menjadi daya tarik utama bagi negara lain. “Kurang lebih Rp1 Miliar dipergunakan untuk persiapan penyediaan bakal bunga bangkai. Mulai dari pengawetan di Bogor, pengiriman material, display hingga mengembalikannya kembali ke Indonesia untuk dipamerkan di Kebun Raya Bogor,” ungkapnya.
   
Dia menambahkan, untuk menjalankan proyek ini telah dibentuk ahli khsusus dari Korea dan Jepang, dimana ini merupakan kesempatan bagi Indonesia (LIPI), dan Korea untuk mengetahui teknologi pengawetan bunga.
   
Sementara itu, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Mustaid Siregar mengatakan, saat ini kunjungan wisatawan asal Korea Selatan ke Indonesia masih terbatas, yaitu, sekitar 300 ribu wisatawan per tahun atau urutan ke-6 setelah Singapore, Malaysia, Australia, China dan Jepang.
   
“Dengan ini diharapkan kunjungan wisatawan asal Korea Selatan, untuk melihat kekayaan biodiversity Indonesia secara langsung akan bertambah,” harapnya. Sedangkan Bunga Bangkai Amorphophallus Titaium yang dibawa, merupakan hasil penanaman pada tahun 2011 lalu, mekar pada pada Rabu (14/03).(ram/bac/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjebak Arus Pasang, Pemancing Tenggelam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler