Seorang pria telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan minimal 18 tahun kurungan karena membunuh pacar ABG-nya dengan cara menampar, terlecut oleh rasa cemburu.

Rodney Kevin Corbett, 30 tahun, dinyatakan bersalah karena membunuh Colleen Ford, 18 tahun, di rumah yang mereka tinggali bersama di Perth, pada bulan Oktober tahun 2013.

BACA JUGA: Hacker Asal Rusia Diduga Menyasar Pialang Saham Australia

Colleen menderita lebih dari 150 luka yang terpisah, termasuk luka pada kepala, leher, lengan, kaki, perut dan area kelamin-nya.

Ia meninggal karena trauma di kepalanya.

BACA JUGA: Penjurian Kontes Sapi Pejantan di Royal Queensland Show Pakai Google Glass


Ibu Colleen Ford, Ruby Kickett- memegang foto putrinya –mengatakan, keadilan telah ditegakkan.

Colleen berulang kali diserang antara pukul 02:00-08:00 pagi, ketika Rodney, yang berada di bawah pengaruh narkoba, memanggil ambulans.

BACA JUGA: PM Malaysia Pastikan Serpihan Sayap Pesawat di Pulau La Reunion Milik MH370

Pada persidangan di Pengadilan Australia Barat, Rodney membantah telah bertanggung jawab atas kematian Colleen, mengklaim bahwa dirinya tiba di rumah lalu menemukan Colleen telah terluka.

Tapi dalam sidang putusan, pengacara Rodney, Antony Eyres, mengatakan, kliennya akhirnya –dan walau terlambat- mengakui bahwa ia telah menyerang Colleen dan menyebabkan kematiannya.

Anthony menyebut, kliennya telah mengatakan kepadanya "Saatnya untuk bertindak jantan dan menerima tanggung jawab."

Pengacara itu menyampaikan bahawa motivasi Rodney adalah ‘campuran rasa cemburu, kebencian, frustrasi dan ketidakmampuan’.

"Ia merasa cemburu atas hubungan Colleen dengan orang lain," tutur Anthony.

Selama persidangan terungkap, hubungan pasangan itu berada dalam kondisi "on-off" atau tak stabil selama sekitar tiga tahun terakhir, yang digambarkan hakim Ralph Simmonds sebagai kondisi yang "sangat bermasalah" dan dirusak oleh kecanduan obat dan perilaku kekerasan.

Pada bulan-bulan sebelum pembunuhan itu, Colleen kehilangan janin yang belum lahir setelah Rodney berulang kali meninju perutnya.

Sebelumnya, Rodney juga pernah dituduh melakukan kekerasan terhadap pasangannya yang lain.

Keluarga mencoba tabah

Anggota keluarga Colleen gembira setelah putusan disampaikan dan Rodney digiring.

Salah satu saudara laki-laki Colleen, yakni Danny, mengatakan, keluarganya senang dengan putusan hakim tapi tak akan ada yang mampu membawa Colleen kembali.

Danny berusaha menahan air mata saat ia menggambarkan Colleen sebagai gadis cantik yang periang.

"Ia tak layak mati dengan cara yang ia alami, karena penganiaya, karena monster," katanya.

Ia menuturkan, keluarganya telah mencoba untuk membantu adiknya itu putus hubungan dengan Rodney.

"Pada saat ia mulai memukulnya, kami menghabiskan banyak waktu mencoba untuk membuatnya pergi. Tapi saya rasa iming-iming narkoba dan jenis cinta yang ia rasakan untuk Rodney serta janji-janji yang ia buat untuk Collen, membuat ia terus kembali dan mencari cinta bagi dirinya sendiri,” cerita Danny.

"Saran saya untuk perempuan muda yang berada dalam jenis hubungan yang sarat kekerasan, Anda perlu keluar dari sana karena orang-orang ini tak akan pernah berubah, tak peduli jenis janji apa yang mereka buat," tambahnya.

Colleen meninggal di rumah sakit setelah ibunya Ruby Kickett membuat keputusan untuk menonaktifkan alat bantu hidup yang menempel di tubuhnya.

Ruby mengatakan, ia merindukan putrinya setiap hari tetapi mengaku puas dengan hukuman yang dijatuhkan.

"Ini tak akan membawanya kembali, saya tahu itu, tapi keadilan telah ditegakkan," ujarnya.

Dengan masa waktu hukuman yang telah diputuskan, Rodney baru bisa mengajukan pembebasan bersyarat pada tahun 2031.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Mencari Mereka yang Ingin Bergabung dan Bermain Sirkus

Berita Terkait