jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - Bupati Berau Muharram mengapresiasi para pihak yang telah berperan dalam menyukseskan program Sigap Sejahtera.
Program ini dinilai telah memberikan kontribusi besar bagi terciptanya perbaikan indeks desa membangun (IDM) yang ada di Kabupaten Berau.
BACA JUGA: PT SSB dan Berau Coal Kembangkan SDM Kabupaten Berau
“Pada 2016, kondisinya sekitar 80 persen kampung di sini masih tergolong sangat tertinggal. Sekarang kondisinya sudah berubah. Sampai 2018, hanya terdata satu desa yang tergolong sangat tertinggal,” kata Muharram, Senin (27/1).
Sigap Sejahtera ini merupakan program yang melibatkan pemerintah Kabupaten Berau, Yayasan Konservasi Nusantara, Universitas Gadjah Mada, dan perusahaan batubara Berau Coal.
BACA JUGA: Apresiasi LBM, Bupati Berau Target 2019 Tidak Ada Desa Tertinggal
Berdasarkan data yang dirilis dari program Sigap Sejahtera ini, perubahan IDM terlihat pada desa berstatus sangat tertinggal, tertinggal, dan berkembang.
Perubahan terlihat nyata pada status desa sangat tertinggal. Pada 2016, jumlah desa yang tergolong sangat tertinggal ada sebanyak 37 desa. Dua tahun setelah program ini berjalan hanya tersisa satu desa saja.
Selanjutnya, status desa tertinggal yang ada di Berau berubah dari 54 pada 2016 tersisa menjadi 20 desa pada 2018.
Sementara itu, desa berkembang berubah pada periode yang sama dari sembilan desa menjadi 55 desa.
“Kami tentunya sangat mengapresiasi kerjasama para pihak yang telah mempercepat terjadinya perubahan di desa kami,” kata Muharram.
Sebelumnya 111 orang yang terlibat dalam program Sigap Sejahtera ini mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas di Yonarmed Labanan, Berau dari 27 Januari hingga 2 Februari 2020.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Berau Ilyas Natsir menjelaskan, dari 111 peserta itu, sebanyak 99 orang merupakan fasilitator kampung serta 12 orang fasilitator kecamatan.
Dia menjelaskan, Materi yang diberikan pada pelatihan ini mulai pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam strategi pendampingan dan fasilitasi masyarakat kampung.
“Lalu diberikan juga pengetahuan bagaimana melaksanakan tata kelola pemerintahan kampung dan perhutanan sosial,” ujarnya.
Ilyas menyatakan selama satu tahun masa kerja Pejuang Sigap Sejahtera telah terlihat hasil yang menggembirakan.
Selain kenaikan pada indikator IDM pada seluruh kampung di Kabupaten Berau, ia juga melihat sudah terbangunnya pengetahuan tentang metode dan sistematika penyusunan RPJM Kampung serta badan usaha kampung.
“Adanya pejuang Sigap ini ternyata sangat membantu juga pemerintahan desa dalam pengisian data dasar keluarga dan pembuatan profil kampung secara online,” katanya. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil