jpnn.com - CILACAP - Seringnya Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, melakukan rotasi jabatan, membuat isu jual beli jabatan kembali mencuat. Dari tiga kali rotasi jabatan yang dilakukan selama kurun waktu enam bulan, dinilai tidak transparan dalam penempatan pejabat.
"Selama ini bupati tidak transparan dalam penempatan pejabat, dan isu jual beli sudah sering didengar," kata Ketua LSM Seroja, Ekanto Wahyuning Santoso, Kamis (26/12).
Menurut Ekanto, tidak transparannya rotasi yang dilakukan bupati juga membuat isu penempatan pejabat yang merupakan kerabat dekat atau orang dekat bupati di beberapa tingkat eselon, seolah menjadi rahasia umum. Dampaknya mengurangi kepercayan masyarakat kepada bupati.
"Sebaiknya bupati introspeksi diri. Karena isu yang beredar, bupati memaksakan kehendak dengan menempatkan saudara atau orang dekatnya yang kurang profesional menjadi pejabat di beberapa tingkat eselon," katanya.
Dikatakan Ekanto, dalam proses penempatan pejabat, bupati sebaiknya melakukan perekrutan jabatan secara transparan dengan mengumumkan di media dan SKPD yang ada.
"Apa salahnya kalau bupati meniru lelang jabatan seperti yang dilakukan Gubernur Jakarta Jokowi atau dengan menggunakan istilah lain seperti seleksi jabatan terbuka," katanya.
Sebelumnya, Bupati Cilacap melantik 205 pejabat di lingkungan Pemkab Cilacap. Rotasi jabatan ini menjadi rotasi keempat kalinya pada kurun waktu 2013. (rin/sus)
BACA JUGA: Lulus CPNS Mundur, Didenda Rp 90 Juta
Lihat Hasil Seleksi CPNS di Seluruh Indonesia, klik JPNN
BACA JUGA: Siapkan 2.100 Tembakan Kembang Api
BACA JUGA: Minta UU Minerba Ditunda, Bupati Sumbawa Surati SBY
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Belum Ambil Alih Suap Ketua DPRD Seruyan
Redaktur : Tim Redaksi