Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan agar seluruh korban dicek kesehatannya termasuk bekas luka cakaran, agar masalahnya menjadi jelas.
"Saya minta agar masyarakat tidak mengembangkan isu tidak benar. Pemkab tidak tinggal diam, kalau ada yang buat onar ditindak. Kalau bisa tembak ditempat. Ulama, umara dan para tokoh serta masyarakat dapat duduk bersama,” ungkap Bupati Bireuen.
Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Bireuen, Tgk Hanafiah juga ke lokasi. Ia mengatakan tujuan OTK adalah pematian tempat belajar utama anak-anak.
"Ada upaya mematikan tempat belajar mengaji anak-anak. Kalau kuat tauhid, tidak bisa diganggu. Ini usaha pemusyrikan dan usaha pengajian tidak berjalan. Pelaku samasekali tidak bisa berubah, jangan terperdaya dan dibodohkan," paparnya.
Sedangkan Kapolres Bireuen AKBP Yuri Karsono, SIK yang juga turut bersama rombongan, ikut mendengar keterangan empat pemuda korban gangguan dan dilukai OTK. Dalam kunjungan tim muspida dan muspida plus kemarin, memberikan bantuan berupa beras 520 Kg, minyak goreng 36 kg dan Indomie 15 dus, serta bentuk bantuan lainnya.
Seperti diberitakan kemarin, kejadian dialami empat pemuda di Dusun Pasi, Desa Kuala Ceurape pada Sabtu dinihari (6/10), sekira pukul 03.00 wib. Penyerangan manusia jadi-jadian itu mengakibatkan Zulkifli (20) yang berprofesi sebagai nelayan, sulit bergerak. Pasalnya, tubuh korban ditanduk oleh pelaku secara tiba-tiba.
Sedangkan rekannya yakni Mukhlis (19), menderita luka-luka dibadan depan dan punggung belakang usai dicakar. Termasuk bagian bahu kanan mengalami luka gigit.
Demikian juga halnya dengan Mulyadi (25), menderita luka gores bekas cakaran di lehernya. Sementara Muntasir (23) hanya dicolek sebelum OTK tersebut kabur dari TKP. (rah)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Diperkosa, Siswi SMP Ditampar Lalu Ditinggal
Redaktur : Tim Redaksi